Legislator Pontianak Pertanyakan Perbedaan Angka Kematian Covid-19
Anggota DPRD Kota Pontianak Zulfydar Zaidar Mochtar mempertanyakan perbedaan data angka kematian karena Covid-19 yang dikeluarkan Pemkot dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Anggota DPRD Kota Pontianak Zulfydar Zaidar Mochtar mempertanyakan perbedaan data angka kematian karena Covid-19 yang dikeluarkan Pemkot dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Ada perbedaan data yang cukup signifikan yang dapat membingungkan masyarakat," ujar Zulfydar di Pontianak, Jumat (23/10). Seperti dilansir Antara.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Dia mencontohkan, berdasarkan pemberitaan di media massa, data Dinkes Kota Pontianak menunjukkan total kasus Covid-19 sudah 500 kasus dengan total pasien meninggal 15 orang.
Namun, data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (22/10), angka kematian karena Covid-19 di Provinsi Kalbar sebanyak 10 kasus. "Lebih banyak Kota Pontianak dibanding Provinsi Kalbar," katanya.
Secara pribadi, dia berharap angka positif Covid-19 maupun yang menimbulkan kematian baik di Kota Pontianak dan Kalbar khususnya serta Indonesia umumnya, terus mengalami penurunan.
"Tapi, jangan sampai data yang dikeluarkan antar pemerintah berbeda, karena bisa saja menimbulkan persepsi yang berbeda di masyarakat," katanya mengingatkan.
Dia berharap data yang berbeda segera dapat ditelusuri letak penghitungan yang salah. Agar persepsi itu tidak berkembang dan di kemudian hari tidak saling menyalahkan, karena menyangkut data kematian.
"Yang lebih atau yang kurang datanya, kita berharap segar dapat disesuaikan dengan faktanya," jelasnya.
Dia juga mendukung sejumlah langkah pemerintah serta pihak terkait dalam menekan penyebaran pandemi Covid-19. Namun, pemerintah juga perlu memperhatikan suara masyarakat dari berbagai kalangan agar pandemi ini tidak terus meluas.
"Penerapan protokol kesehatan secara ketat, seperti memakai masker, jaga jarak atau hindari kerumunan, serta mencuci tangan menggunakan sabun, salah satu kuncinya," kata politisi PAN itu.
Sehingga diharapkan, selain mengatasi masalah kesehatan, kebijakan yang diambil juga mampu menjaga ekonomi untuk tetap tumbuh.
Berdasarkan data BNPB, terdapat 42 kasus baru COVID-19 di Kalbar dengan 12 kesembuhan pada tanggal 22 Oktober 2020.
Secara kumulatif, ada 1.497 kasus positif COVID-19 di Kalbar dan 1.267 kasus sembuh, serta 10 kematian.
(mdk/noe)