Lempengan batu di Mojokerto diperkirakan berusia 2-5 juta tahun
Lempengan batu di Mojokerto diperkirakan berusia 2-5 juta tahun. Warga menduga lempengan batu peninggalan Kerajaan Kahuripan. Namun setelah diteliti lempengan tersebut hanya fenomena alam biasa.
Struktur lempengan batu ternyata menyerupai candi, yang ditemukan warga Desa Begagan Limo, Kecamatan Gondang, Mojokerto, Jatim, dipastikan bukan situs. Kepastian itu setelah tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, meneliti bebaruan tersebut dan menyatakan itu fenomena alam biasa yang sejak sekitar 2-5 juta tahun lalu.
"Bahwa sebenarnya singkapan batuan yang tampak pasca banjir dan longsor di Begagan Limo itu, merupakan fenomena alam biasa," kata Agung Vidi, Staf BPCB Jawa Timur, Rabu (12/4).
-
Apa yang dulunya disebut Begraafplaatsen Mojokerto? Mengutip Instagram @ceritamojokerto, bangunan ini dulunya dikenal dengan nama Begraafplaatsen Mojokerto atau gerbang pemakaman di Mojokerto. Nama lain dari gapura ini adalah Sekar Putih.
-
Kenapa Candi Jolotundo di Mojokerto menjadi tempat wisata yang menarik untuk penggemar sejarah? Candi ini diketahui menjadi saksi bisu dari sejarah Kerajaan Majapahit dan Mojokerto.Wisata ini sangat cocok bagi Anda yang menggemari wisata edukasi dan sejarah nusantara.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Apa yang ditemukan di hutan jati Mojokerto? Di kawasan hutan jati tersebut ditemukan sejumlah benda yang diduga peninggalan era kerajaan, seperti pecahan cangkir gerabah, bata merah, hingga cerupak (lampu ublik kuno).
-
Apa saja peninggalan sejarah yang ditemukan di situs Marroquíes Bajos? Situs ini seluas 75 hektar, di mana terdapat sisa-sisa dari periode Kalkolitik hingga Iberia, Romawi, Visigoth, dan Islam.
-
Di mana lokasi Gapura Sekar Putih di Mojokerto? Persisnya, Begraafplaatsen Mojokerto berada di Mergelo, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Menurut Agung, dari segi geologi, wilayah Kecamatan Gondang termasuk dalam zona kendeng bagian timur, endapan kenozoikum akhir, umur pliatosen-pliatosen.
"Zona itu diperkirakan berumur kurang lebih 2-5 juta tahun lalu," jelasnya.
Agung menambahkan, dilihat dari jenis, batuannya batu pasir berlapis napalan, batu pasir gampingan, perlapisan napal pasiran.
"Kejadian ini juga pernah booming di daerah Sidomulyo, Purworejo, Jawa Tengah. Jadi intinya, lokasi di Desa Begagan Limo, bukanlah hasil budaya manusia, itu terbentuk karena alam," terangnya.
Soal kenapa bisa terbuka, itu karena kontak antara clay dan bedrocknya itu ada media yang jadi bidang gelincir longsoran.
"Jadi intinya bahwa struktur itu terbentuk secara alam, bukan situs kuno seperti yang dipercayai warga setempat," pungkas Agung.
Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat menemukan lempengan batu tertanya menyerupai candi, di bukit Asmoro, lereng Gunung Anjasmoro, Desa Begagan Limo, Kecamatan Gondang, pasca terjadi longsoran bukit, sekitar 2 minggu lalu. Tumpukan lempengan batu disepanjang aliran sungai Watu Piring ini, dipercaya warga Desa Begagan Limo merupakan situs sebelum zaman Majapahit.
Baca juga:
Pemerintah harus bertanggung jawab kerusakan situs Majapahit
Ancaman untuk situs Majapahit, dari pabrik baja sampai penjarahan
Situs Majapahit yang dijarah diduga bangunan tembok kembar Majapahit
2 Tahun dijarah, batu bata peninggalan Majapahit dijual Rp 3 ribu
Warga temukan lempengan batu diduga peninggalan Kerajaan Kahuripan
Kisah muram di balik 7 kota dan desa mati paling tragis sedunia
Arkeolog Irak temukan sarkofagus peninggalan Kekaisaran Asyur