Letusan Gunung Agung, 9.195 penumpang Bandara Ngurah Rai batal terbang
Pada Sabtu (25/11) sampai Minggu (26/11) kemarin bandara Ngurah Rai mengalami pembatalan penerbangan dengan total 9.195 penumpang sejak erupsi gunung meletus terjadi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan bahwa dampak erupsi gunung agung sangat berimbas pada penerbangan. Terutama penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali yang terpaksa ditutup sejak pagi 07.00 WITA tadi pagi.
"Dampak terhadap penerbangan terhitung mulai hari ini pada pukul 07.15 Bandara I Gusti Ngurah Rai close dan berlaku sampai 18 jam kemudian yang setiap 6 jam akan dievaluasi," papar Sutopo di ruang Pusdalops Graha BNPB, Jl Pramuka Kav 38, Jakarta Timur, Senin (27/11).
Kemudian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga telah memberi himbauan bahwa daerah sekitar gunung agung sangat rawan untuk penerbangan. Sebab abu vulkanik dari gunung agung itu telah merembet ke Bandara Ngurah Rai.
"Karena abu vulkanik sudah menyebar sampai di bandara Internasional Ngurah Rai. Dan PVMBG mengeluarkan peringatan penerbangan sejak kemarin dari orange sudah menjadi red. Artinya daerah di sekitar gunung agung sangat berbahaya bagi penerbangan," tuturnya.
Pada Sabtu (25/11) sampai Minggu (26/11) kemarin bandara Ngurah Rai mengalami pembatalan penerbangan dengan total 9.195 penumpang sejak erupsi gunung meletus terjadi.
"Sejak meletus 25 sampai 26 sudah ada 9.195 penumpang yang mengalami pembatalan, baik keberangkatan maupun kedatangan. Yaitu tanggal 25 November, 2087 penumpang kemudian tanggal 26 kemarin 7108 penumpang," terangnya.
Sementara, kata Sutopo, untuk Bandara Lombok masih beroperasi dengan normal. Tapi tak menutup kemungkinan, Bandara tersebut akan ditutup karena penyebaran abu vulkanik yang bisa merembet dari Barat laut menuju Timur Tenggara. Apalagi saat ini Bali telah memasuki musim hujan. Ditambah erupsi yang akan semakin meningkat maka abu vulkanik lebih dominan mengarah ke arah Timur dan Tenggara.
"Penyebaran abu sangat bergantung dari arah angin. Sehingga ini dapat berdampak pada masyarakat di Lombok dan sekitarnya juga bandara internasional Lombok," imbuhnya.
Untuk saat ini, Sutopo mengatakan bahwa penggunaan jalur laut dan darat di radius erupsi gunung agung itu lebih aman dibandingkan jalur udara.
"Aman. Jadi jalur darat maupun laut aman," tutupnya.