Jerit Agen Perjalanan di Bali Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Rugi Rp1,7 Miliar
Erupsi Gunung Lewotobi mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan.
Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Bali, Putu Winastra mengatakan belasan anggotanya telah mengalami kerugian karena dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Putu Winastra mengungkapkan erupsi itu mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Sebab, banyak penerbangan menuju ke Bali dibatalkan akibat semburan abu vulkanik, terutama penerbangan internasional dari Australia, dan untuk kerugian mencapai sekitar Rp 1,7 miliar.
"Kalau dampaknya pasti ada. Sampai hari ini ada sekitar Rp 1,7 miliar kerugian dari (total) belasan anggota yang terdampak," kata Winastra saat dikonfirmasi, Jumat (15/11).
Winastra menerangkan, kerugian itu akibat dampak pembatalan penerbangan yang terjadi selama dua hari belakangan akibat erupsi Gunung Lewotobi. Menurut Winastra, sekitar ratusan penumpang membatalkan untuk ke Bali dari berbagai negara.
"(Dari negara mana saja batal) ini mix-lah artinya ada dari Eropa, Australia. Kita berbagai macam jadi ada 11 pangsa pasar yang kita layani," kata Winastra.
Kendati demikian, Winastra mengatakan, pihak agen perjalanan mengetahui bahwa hal tersebut adalah bencana alam yang tidak bisa dihindari. Tetapi untuk ke depan di berharap pemerintah memiliki semacam perencanaan mitigasi.
"Ketika terjadi misalnya erupsi di suatu daerah, misalnya seperti sekarang ini. Jadi flight kan tidak bisa datang ke Bali nih. Jadi harapannya harus ada mitigasi plan yang harus dibuat oleh pemerintah. Yang mungkin tidak ke Bali arrival-nya, tapi misalnya ke Banyuwangi, sehingga pesawat masih bisa tetap turun," ujar Winastra.
Winastra menyebutkan bahwa pemerintah harus memiliki alternatif solusi terkait dampak erupsi tersebut dan bisa berkoordinasi antar kementerian.
"Sehingga perlu ada koordinasi antar kementerian. Misalkan, Kementerian BUMN yang menangani airport, kemudian kementerian perhubungan, pariwisata kan harus bersinergi gitu," ujar dia.
"Kita kan tidak bisa melakukan apa-apa selama penerbangan itu masih ada (erupsi). Kita akan seperti itu, jadi ini tergantung dari penerbangannya. Harapannya, adalah agar selesai tidak ada erupsi lagi, sehingga pariwisata bisa berjalan dengan normal," tandas Winastra.
Sebelumnya, 135 penerbangan di Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai dibatalkan pada tanggal 13 November 2024.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 115 penerbangan dibatalkan akibat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, 20 penerbangan lainnya dibatalkan karena alasan operasional maskapai.
General Manager Bandara Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menyebut penerbangan yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terdiri atas 32 penerbangan domestik dan 83 penerbangan internasional. Untuk penerbangan domestik, dia berujar, sebanyak 16 keberangkatan dan 16 kedatangan yang terdampak.
"Sementara itu, untuk penerbangan internasional, terdiri dari 42 keberangkatan dan 41 kedatangan yang terdampak," ujar Syaugi, Kamis (14/11).