Libur Lebaran, Pengetesan Spesimen Covid-19 di Laboratorium Jabar Tetap Berjalan
Ia menjelaskan, total kapasitas pengetesan bisa mencapai 5.383 spesimen perhari dengan menggunakan mesin PCR. Kendati begitu, kemampuan pengetesan atau proses ekstraksi masih dilakukan secara manual, yakni rata-rata 2.999 spesimen atau 60 persen dari total kapasitas mesin.
Pemeriksaan spesimen Covid-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar tetap berlangsung di tengah libur lebaran. Meski demikian, kapasitas pemeriksaan untuk sementara dikurangi hingga 50 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Berli Hamdani mengatakan, kemampuan pemeriksaan spesimen bergantung pada tenaga manusia. Sebab ada tahapan yang harus dioperasikan secara manual.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Ia menjelaskan, total kapasitas pengetesan bisa mencapai 5.383 spesimen perhari dengan menggunakan mesin PCR. Kendati begitu, kemampuan pengetesan atau proses ekstraksi masih dilakukan secara manual, yakni rata-rata 2.999 spesimen atau 60 persen dari total kapasitas mesin.
Saat libur lebaran yang berlangsung pada 23 hingga 24 Mei 2020, sebagian petugas diliburkan, sebagian lain masuk dengan sistem piket. Kinerja optimal para petugas yang memeriksa spesimen Covid-19 kembali normal pada Selasa (26 Mei 2020).
"Karena masih ada tahapan pemeriksaan yang masih menggunakan tenaga manual. Dari kondisi normal mungkin dengan sistem seperti ini (kemampuan kapasitas pemeriksaan) bisa 50 persen," katanya saat dihubungi, Sabtu (23/5).
Setelah libur lebaran, petugas laboratorium yang sudah bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun akan berjalan normal. Selain Labkesda Jabar, ada delapan laboratorium yang ditunjuk Pemda Provinsi Jabar untuk melakukan pemeriksaan PCR, yakni Unpad Jatinangor, RSHS, RSUI, Labkesda Kota Bekasi, Labkesda Kabupaten Bekasi, IPB, VET Subang, dan BBTKL Jakarta.
Terdapat 11 laboratorium, yang tersebar di sejumlah daerah di Jabar, tengah dipersiapkan untuk menjadi tempat pengetesan dengan metode PCR. Yakni, laboratorium tersebut yaitu LIPI, BB Vet Bogor, RS Cibinong, Citra Arafik, RS Hewan Cikole, Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, RSUD Pelabuhanratu, RS Waled, Al-Ihsan yang bekerja sama dengan Unisba, Poltekes, dan RSP Kerawang.
"Pemda Provinsi Jabar sudah memfasilitasi pelaksanaan visitasi kelayakan dan kesiapan ke-11 laboratorium satelit tersebut, serta keluarnya rekomendasi operasional ke Litbangkes Kemenkes. Juga menyiapkan Reagensia PCR-reagensia ekstraksi-VTM-swab sticks," jelas Berli.
Kesiapan laboratorium akan membuat tes dengan metode berjalan optimal. Tes swab sendiri dilakukan untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan, menyeimbangkan pengendalian pandemi kesehatan dengan kebutuhan hidup dasar masyarakat Jabar yang menjalani PSBB.
Pria yang saat ini menjabat pula sebagai Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar menyatakan bahwa per Kamis (21/5), pihaknya menyebar 120.655 rapid diagnostic test (RDT) ke 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, dan institusi pendidikan di Jabar. Hasilnya, sebanyak 3.209 warga Jabar terindikasi positif Covid-19 atau reaktif.
Sebagai tindaklanjut hasil tes cepat, pihaknya menggelar tes swab bagi warga terindikasi positif Covid-19, dan 231 warga Jabar dinyatakan positif.
"Seperti yang sudah dikabarkan, kami distribusikan test kit PCR sekitar 15.500 ke 10 kabupaten/kota tersebut saat awal PSBB tingkat provinsi berlaku. Kami minta kabupaten/kota untuk menghabiskan test kit tersebut. sudah ada 13.132 alat test kit PCR sudah digunakan," terangnya.
Pengetesan masif difokuskan juga untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan tenaga kesehatan yang berada di zona merah. Selain itu, pengetesan Covid-19 dilakukan juga do pasar tradisional, yang berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Guna mendapatkan peta persebaran Covid-19 secara optimal, Pemerintah Provinsi Jawa Barat merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar.
"Untuk mengejar target tersebut, kami melakukan pengadaan alat tes dari BTT (Belanja Tidak Terduga) Jabar yang dialokasikan untuk penanggulangan Covid-19. Bantuan alat tes dari sejumlah pihak pun terus mengalir, seperti dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," pungkasnya.
Baca juga:
Wapres Ma'ruf Amin Pimpin Salat Idulfitri dan Khotbah di Rumah Dinas
Salat Idulfitri di Istana Bogor, Keluarga Presiden Jokowi Terapkan Protokol Kesehatan
Anies Baswedan: Rayakan Lebaran Tahun ini dengan Teknologi
Lewat Animasi, Jokowi Sampaikan Idulfitri Tahun ini Berat Tapi Bisa Dihadapi Bersama
Menengok Protokol Kesehatan dalam Pelaksanaan Salat Idulfitri di Berbagai Daerah
Salat Idulfitri di Masjid Bekasi, Warga Jalankan Protokol Kesehatan
Bahagianya Nenek di Sulbar, Sembuh dari Corona dan Bisa Lebaran dengan Keluarga