Lihat Fenomena Alam, Cara Warga Pulau Sebesi Cegah Dampak Tsunami
Peneliti LIPI Devy Riskianingrum mengungkap, cara masyarakat di Pulau Sebesi meminimalisir dampak bencana alam. Menurut Devy, cara itu diketahui pasca penelitiannya yang dilakukan pada pada 13-16 Oktober 2020.
Peneliti LIPI Devy Riskianingrum mengungkap, cara masyarakat di Pulau Sebesi meminimalisir dampak bencana alam. Menurut Devy, cara itu diketahui pasca penelitiannya yang dilakukan pada pada 13-16 Oktober 2020.
"Bencana tsunami 2018 di Pulau Sebesi berhasil membangun kesadaran bencana masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dari pengetahuan mereka tentang arah evakuasi jika terjadi bencana seperti tsunami lagi," kata Devy saat webinar, Jumat (27/8).
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan pulau itu dihantam oleh tsunami? Hanya beberapa hari sebelum kejadian, kapal pesiar sudah ada di sana dan berada di pantai.
-
Kapan tsunami yang menewaskan pemilik tengkorak itu terjadi? Dalam sebuah makalah PLOS One yang diterbitkan pada 2017, tim internasional yang dipimpin ahli antropologi Mark Golitko dari University of Notre Dame di Indiana, Amerika Serikat, menyajikan bukti bahwa tengkorak tersebut, yang ditemukan di daerah pasang surut hutan bakau di luar kota Aitape, pernah menjadi korban tsunami dahsyat yang menghantam pesisir pantai sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Devy merinci, sejumlah cara dilakukan adalah dengan berlari ke arah Gunung Sebesi. Mereka memperhatikan ombak dan kondisi alam oleh seorang tua yang dipanggilnya datuk ombak.
"Jadi terutama pada saat purnama dan dia datuk ombak ini memperhatikan fenomena di Anak Gunung Krakatau. Jika tercium bau belerang yang sangat kuat, warga akan langsung menyebar pesan melalui WhatsApp ke keluarga mereka dan mereka memilih tidak tidur," jelas Devy.
Devy meyakini, pengetahuan tentang kewaspadaan bencana mulai terbentuk pasca bencana 2018. Sebab sebelumnya, masyarakat Sebesi kurang memperhatikan hal tersebut meski tinggal sangat berdekatan dengan Anak Krakatau yang diketahui sebagai gunung teraktif di dunia.
"Maka saya menyimpulkan pasca tsunami 2018, pandangan masyarakat Sebesi mulai berubah dalam melihat Anak Krakatau dari berkah menghasilkan uang dari sektor pariwisata menjadi ancaman menimbulkan bahaya," kata Devy.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ahli: Indonesia Butuh Alat Deteksi Dini Tsunami Menurut Permukaan Laut
Tsunami Megathrust Ancam Jakarta dan Selatan Jawa, Ahli ITB Peringatkan Ini
Alat WRS untuk Deteksi Gempa dan Tsunami Dipasang di Banda Aceh
BMKG Minta Kemensos Antisipasi Skenario Terburuk Potensi Gempa & Tsunami Pacitan
VIDEO: BMKG Minta Masyarakat Daerah Pesisir Pantai Waspadai Tsunami Non Tektonik
BMKG Minta Masyarakat di Kepulauan Maluku Waspada Potensi Tsunami