LIPI Sebut NU Paling Keras Tolak Intoleransi, HTI Hingga Reuni Aksi 212
Penolakan NU terhadap isu intoleransi jelas terlihat dari rekam jejak digital. Baik media online maupun media sosial. Ini pun memunculkan analisa, jika berbicara konservatisme politik di Indonesia, berasal dari sebuah fanatisme keagamaan. Tapi resep penyembuhan intoleransinya juga dari keagamaan.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakkir memberikan analisanya mengenai isu radikalisme dan intoleransi yang mengemuka di tahun politik. Dari pengamatan LIPI lewat jejak media daring dan sosial, Nahdlatul Ulama (NU) menjadi kelompok yang paling keras menolak intoleransi tumbuh di Indonesia.
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi bertema Quo Vadis Demokrasi: Mekanika Elektoral dalam Arus Politik Identitas di markas Para Syndicate, Jl Wijaya Timur 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/12).
-
Kenapa TNI memberi kejutan di HUT Bhayangkara? Para prajurit TNI dan anggota Polisi lain pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat aksi harmonis antara TNI dan Polri di tengah perayaan HUT Bhayangkara ke-78 tersebut.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan HUT TNI 2023 diperingati? 5 Oktober ditandai sebagai peringatan Hari Ulang Tahun TNI.
-
Apa yang digugat Nurul Ghufron ke PTUN? Dalam upaya gugatan yang diajukan oleh Ghufron yakni berkaitan dengan aturan Dewas KPK yang tidak bisa lagi mengenakan sanksi etik ketika pelanggaran etik yang dilaporkan ke sudah kedaluwarsa.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Kapan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dibentuk? Persatuan Tarbiyah Islamiyah atau disingkat Perti berdiri pada 5 Mei 1928 di Canduang, Agam, Sumatra Barat.
"NU penolak (intoleransi)," kata Mudzakkir.
Dia menambahkan, dari jejak media juga diketahui bahwa NU sangat keras terhadap organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dibubarkan pemerintah maupun soal isu reuni akbar 212.
"Lebih keras dari kelompok kelompok yang lain karena ini dianggap bagian dari politik bukan agama. Dan ini bisa direkam lewat jejak digital, dan kami punya software untuk (menganalisa) dan NU memang cukup (kuat menolak intoleransi) terutama PBNU," tegasnya.
Penolakan NU terhadap isu intoleransi jelas terlihat dari rekam jejak digital. Baik media online maupun media sosial. Ini pun memunculkan analisa, jika berbicara konservatisme politik di Indonesia, berasal dari sebuah fanatisme keagamaan. Tapi resep penyembuhan intoleransinya juga dari keagamaan.
"Jadi penolakan terhadap penolakan intoleransi politik muncul dari agama," ucap dia.
Diskusi juga dihadiri Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo, Pengamat Politik asal President University Mohamad AS Hikam dan Budayawan sekaligus intelektual Islam Mohammad Sobary.
Baca juga:
PBNU Gelar Seminar 'Peran Umat Islam Dalam Membangun Peradaban Dunia'
Anggota DPR Desak Dubes Arab Minta Maaf Pada PBNU dan GP Ansor
Dubes Arab Saudi Disarankan Beri Penjelasan Soal Cuitan Aksi Reuni 212
Soal GP Ansor Disebut Sesat, Cak Imin Minta Dubes Arab Saudi Dipulangkan
PBNU Protes Keras Dubes Saudi Sebut Pembakar Bendera Tauhid Dinaungi Ormas Sesat
Didukung Keluarga Pendiri NU, Kubu Prabowo-Sandi Makin Optimis Menang Pilpres