Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Bulan suci Ramadan momentum untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda. Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Jakarta, Bukhori Sail Attahiri
mengatakan, situasi di Tanah Air kondusif diatur oleh peraturan hukum berlaku.
"Karena kita hidup dalam suasana damai, maka semua mengacu kepada regulasi Pemerintah serta nilai dan norma masyarakat yang ada," kata Bukhori dalam keterangannya, Kamis (14/3).
Bukhori menambahkan, agar toleransi dapat dihayati penting adanya saling mengerti dan memahami.
Dengan demikian, masyarakat bisa tetap kondusif walaupun berbeda suku, golongan, hingga keyakinan.
Masyarakat Harus Saling Mengingatkan
Menurutnya, semua elemen masyarakat harus saling mengingatkan apabila terjadi keresahan ditimbulkan pihak tertentu. Manakala ada satu oknum membikin onar, dampak buruknya bisa dirasakan masyarakat lain.
Menurut Bukhori, menjalankan puasa berarti harus menghindari berprasangka atau bahkan mengatakan keburukan orang lain. Untuk itu perlu menjaga lisan dari perkataan yang buruk.
"Jika dalam berpuasa masih menyakiti orang lain melalui perkataan atau perbuatan, maka sebenarnya yang demikian tidak menghayati puasanya."
tutur Bukhori.
Bukhori mengatakan, keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa akan menunjukkan kadar ketakwaan seseorang.
"Berbuat baik terhadap sesama juga berarti saling menghormati antara umat yang berpuasa dengan mereka yang tidak menjalankannya."
tandas Bukhori.