Menjunjung Tinggi Toleransi di Bulan Ramadan
Toleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Toleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Menjunjung Tinggi Toleransi di Bulan Ramadan
Akademisi/Dosen Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Suhadi Cholil menyebutkan bulan Ramadan sarat nuansa perdamaian terutama di Indonesia. Sebab menurut Suhadi, banyak kejadian menggambarkan rasa toleransi kuat di Indonesia.
Salah satu rasa tolerensi itu yakni adanya kelompok masyarakat di Solo dan beberapa kota lain yang saling rukun antara umat kristiani dan muslim.
"Ketika yang beragama Islam menjalankan puasa Ramadan, umat kristiani di sana ikut menyiapkan kolak sebagai menu berbuka puasa dan diantarkan ke banyak rumah umat islam," kata Suhadi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, dikutip Sabtu (6/4).
Sebagai seorang akademisi yang kerap meneliti interaksi umat lintas agama, Suhadi mengaku menemukan umat kristiani ikut membangunkan tetangga beragama islam dengan jarak rumah cukup dekat ketika waktu sahur datang.
Fenomena tersebut banyak dia temukan terjadi di kota Solo.
Suhadi melanjutkan, terkadang jika ada penghuni rumah yang dianggap belum bangun untuk sahur bahkan umat kristiani tersebut akan ikut mendatangi dan memanggil penghuni rumah sampai mereka bangun dari tidurnya.
Menurut Suhadi, perilaku tersebut seharusnya juga bisa dicontoh oleh umat muslim dalam bentuk partisipasi aktif ketika umat kristiani sedang menyiapkan hari besar keagamaannya seperti paskah atau natal.
"Jika ini bisa diterapkan dengan baik, tentu kita semua bisa yakin bahwa Indonesia adalah negara yang kondusif bagi semua umat beragama," tutur Suhadi.
Makna Toleransi
Toleransi lainnya yang terlihat saat Ramadan, menurut Suhadi juga terlihat pada pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa. Serta memungkinkan orang untuk lebih dekat dengan keluarga dan teman-teman karena bisa pulang lebih awal, bahkan sampai mengadakan buka puasa bersama.
Suhadi menambahkan, rasa toleransi yang tinggi juga bisa dilihat di lingkungan publik ketika orang-orang yang tidak berpuasa biasanya mencari tempat tersendiri jika ingin menyantap makanan.
"Jam kerja pun biasanya dikurangi ketika bulan Ramadhan," ujar Suhadi.
Suhadi pun menuturkan bulan Ramadan yang penuh ampunan juga tak bisa dipisahkan dengan keberkahan malam Lailatul Qadar, yakni malam yang dikisahkan lebih baik dari seribu bulan yang datang di antara 10 malam terakhir bulan Ramadan.
Untuk itu, Suhadi mengajak umat islam agar bisa memahami esensi dari bulan Ramadan dan malam Lailatul Qadar. Suhadi berpendapat Alquran yang diturunkan di bulan Ramadan sebenarnya membawa rahmat yang menyeluruh kepada semua manusia, tidak hanya umat islam saja.
Selain itu, Suhadi juga menggarisbawahi besarnya peranan bulan Ramadan, yang di dalamnya juga diturunkan Alquran, terhadap kemajuan peradaban manusia.
Menurut Suhadi, Alquran tidak hanya membahas tentang ibadah semata, namun juga berkontribusi pada emansipasi perempuan dan peningkatan kualitas hidup umat manusia.