Listrik AirAsia QZ8501 mati, pesawat jatuh 20 ribu kaki permenit
Posisi jatuhnya pesawat yaitu dalam keadaan datar dan ekor pesawat agak lebih dulu menyentuh ke permukaan laut.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil penyelidikan jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di laut Jawa pada 28 Desember 2014 lalu. Sedikitnya, ada empat kali gangguan terjadi di pesawat tipe Airbus A320 itu.
Ketua KNKT Surjanto Tjahjono menjelaskan, setelah terjadi beberapa gangguan pada sistem Rudder Travel Limiter (RTL), setelah itu terjadi putusnya arus listrik pada FAC yang menyebabkan autopilot disengage. Flight control logic berubah dari normal law ke alternate law dan mengakibatkan pesawat berguling (roll) mencapai sudut 54 derajat.
"Pesawat jatuh sekitar 20.000 kaki permenit," kata Surjanto di kantor KNKT, Jakarta, Selasa (1/12).
Pengendalian pesawat selanjutnya secara manual pada alternate law oleh awak pesawat telah menempatkan pesawat dalam kondisi 'upset' dan 'stall' secara berkepanjangan sehingga berada di luar batas-batas penerbangan yang dapat dikendalikan oleh awak pesawat.
Dia menggambarkan, posisi jatuhnya pesawat yaitu dalam keadaan datar dan ekor pesawat agak lebih dulu menyentuh ke permukaan laut, kondisi tersebut diakibatkan karena pesawat mengalami stall yang berkepanjangan atau pesawat kehilangan daya angkat.
Stall ialah kondisi ketika pesawat kehilangan daya untuk terbang akibat aliran udara pada sayap terlalu lambat.