Mabes Polri apresiasi TNI berhasil tembak mati Santoso
Kesuksesan operasi Tinombala ini merupakan kerja tim antara Polri dan TNI.
Mabes Polri memberikan apresiasi kepada tim yang telah melumpuhkan gembong teroris Poso yakni Abu Wardah alias Santoso. Dalam satuan tugas (satgas) Tinombala, TNI merupakan pihak yang memberi dukungan kepada Polri dan ikut serta penumpasan teroris di Poso.
"Polri mengapresiasi siapapun yang lakukan penembakan," tegas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/7).
Lebih jauh Jenderal bintang dua ini menjelaskan, kesuksesan operasi Tinombala ini merupakan kerja tim antara Polri dan TNI. "Jadi tidak ada pihak yang boleh menunjukkan arogansinya. Karena ini murni penegakan hukum," tegasnya.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal Tatang Sulaiman memastikan penembak mati dua teroris dari kelompok Santoso adalah prajurit Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad). Prajurit Kostrad tersebut berasal dari Batalyon Infantri 515/Para Raider.
"Kontak tembak dari satuan tembak Batalyon Infantri 515 Kostrad, tim penembak masih belum jelas. Yang jelas tim satgas penugasan pengejaran Santoso, penembakan terjadi pada 17.00-17.30 waktu Poso dengan lima orang, dua meninggal salah satu cirinya berjenggot dan mempunyai tahi lalat yang cirinya dicurigai mirip Santoso," kata Tatang kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/7).
Klaim tersebut juga dibenarkan oleh Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi. Di mana penembak dua teroris tersebut merupakan anggota Batalyon 515/Para Raider, salah satunya diduga pemimpin Majelis Indonesia Timur (MIT) Abu Wardah alias Santoso di pegunungan desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Sulawesi Tengah.