Mahalnya kursi Gubernur DKI Jakarta, hingga habiskan puluhan miliar
KPU memang membuat aturan tegas dengan mewajibkan setiap pasangan calon untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye untuk selanjutnya diinformasikan kepada masyarakat. Tak main-main, mereka yang tidak menyerahkan laporan terancam dieliminasi dari ajang pemilihan.
Tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta telah melaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta terkait dana yang mereka terima dan keluarkan selama periode kampanye. Hasilnya, puluhan miliar mereka gelontorkan selama masa itu.
Dana kampanye masih bisa bertambah apabila pemilukada di Ibu Kota harus dilaksanakan dua putaran. Sudah barang tentu biaya tak sedikit akan kembali dikeluarkan pasangan calon yang lolos untuk dapat duduk di kursi orang nomor 1 di Jakarta.
Dari nomor urut 1, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni telah melaporkan dana kampanye kepada KPUD DKI Jakarta. Diketahui, mereka menghabiskan uang senilai Rp 68 miliar dari nilai penerimaan yang sama.
"Kita menyerahkan laporan jumlah sumbangan dan pengeluaran. Total sumbangan yang kita terima itu Rp 68 miliar dan pengeluaran Rp 68 miliar. Saldo yang ada itu di rekening bank itu Rp 1 juta dan cash Rp 14 jutaan lah sisanya," terang bendahara umum tim pemenangan Agus-Sylvi, Gatot Suwondo, saat berada di Kantor KPUD DKI Jakarta, Salemba, Jakarta Pusat, Minggu (12/2).
Disebutkan Gatot, kontribusi terbesar bagi dana kampanye Agus-Sylvi berasal dari sumbangan kelompok masyarakat. Sedangkan sisanya didapat dari sumbangan perorangan. Sementara pengeluaran terbesar ialah untuk kegiatan tatap muka, baik umum maupun internal dan sisanya diperuntukkan pembuatan alat peraga kampanye.
Lalu, pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) menerima dana kampanye sebesar Rp 60,1 miliar. Dari uang sebanyak itu, mereka menghabiskan senilai Rp 53,6 miliar.
Bendahara Tim Pemenangan pasangan Ahok-Djarot, Charles Honoris memastikan dana kampanye itu tidak ada sumbangan dari partai pengusung. Charles mengatakan dana kegiatan kampanye yang dilakukan partai pengusung bersifat internal dan tidak terkait dengan kegiatan tim pemenangan.
"Ya kalau pun partai melakukan kegiatan-kegiatan pemenangan tentunya itu kegiatan partai ya. Karena partai tidak disetor ke kami," kata Charles di Rumah Pemenangan, Jalan Borobudur Nomor 18, Jakarta.
Ia merinci dana pengeluaran kampanye Ahok-Djarot di antaranya, pengeluaran terbatas 9,2 miliar, pertemuan tatap muka Rp 7,3 miliar, pembuatan iklan di media massa Rp 217 juta, penyebaran bahan kampanye kepada umum Rp 24,5 miliar, sisanya ialah alat peraga dan kebutuhan lainnya.
Pasangan terakhir, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tercatat memperoleh sumbangan dana kampanye sebesar Rp 65 miliar. Untuk jumlah pengeluaran selama kampanye, pasangan ini menghabiskan sebesar Rp 64 miliar.
"Pasangan Anies-Sandi mereka total penerimaan dana kampanye sebesar Rp 65.272.954.163, sedangkan pengeluarannya sebesar Rp 64.719.656.703. Sehingga saldo di rekening mereka sebesar Rp 88.234.163 dan di rekening khusus masih tersisa Rp 465.630.297," kata Komisioner KPUD DKI Jakarta Dahlia Umar.
KPU memang membuat aturan tegas dengan mewajibkan setiap pasangan calon untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye untuk selanjutnya diinformasikan kepada masyarakat. Tak main-main, mereka yang tidak menyerahkan laporan terancam dieliminasi dari ajang pemilihan.
Terkait sisa dana kampanye masing-masing calon, KPU meminta kepada ketiga pasangan calon agar menyimpan terlebih dahulu sisa dana tersebut sambil menunggu audit dan keputusan lebih lanjut dari KPUD DKI Jakarta.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana pernikahan Annisa Pohan dan Agus Harimurti Yudhoyono? Artis berikutnya adalah Annisa Pohan, yang menikah dengan putra Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono. Mereka menikah pada tahun 2005 dan memiliki seorang anak bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono.
-
Siapa yang menginisiasi kejutan ulang tahun untuk Agus Harimurti Yudhoyono? Istri AHY, Annisa Pohan, menginisiasi kejutan ulang tahun untuk suaminya.
Baca juga:
Fakta menarik dana kampanye Agus, Anies dan Ahok
Ini perbandingan lengkap dana Kampanye Agus, Ahok dan Anies
Masa tenang Pilgub DKI, Anies kembali antar anak ke sekolah
Pakai jaket nomor 1, ulama umrah bareng Agus duduk di kelas bisnis
Umrah di masa tenang, Agus didoakan ulama besar & ahli hadis Mekah
Ketika Ahok mendadak jadi orang Jawa