Mahasiswa UNS Produksi 1.000 Face Shield untuk Bantu Tim Medis Covid-19
"Kalau pun ada yang membutuhkan dan ada support dana lagi, mungkin kami akan produksi lebih dari 1.000 buah," imbuh Seraf.
Di tengah pandemi Covid-19, banyak kalangan bahu membahu meringankan beban tim medis yang menangani pasien virus corona atau covid-19. Seperti yang dilakukan mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Mereka turut serta dalam perjuangan melawan Covid-19 dengan membuat face shield atau pelindung wajah. Peralatan tersebut akan didistribusikan ke Rumah Sakit (RS) UNS dan juga beberapa RS rujukan Covid-19 yang ada di Kota Solo.
-
Bagaimana adenovirus menyebar? Adenovirus menular melalui batuk, bersin, kontak langsung dengan penderita, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus. Adenovirus juga dapat menyebar melalui feses penderita, misalnya saat mengganti popok.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana cara mencegah penularan infeksi adenovirus? Cara mencegah adenovirus dengan melakukan hal-hal berikut:Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar atau kecil, setelah bersin atau batuk, dan setelah menyentuh benda-benda umum. Mencuci tangan dapat membunuh virus yang menempel di kulit dan mencegah penularan melalui kontak langsung. Menjaga jarak dengan orang yang sakit, minimal 1 meter. Menjaga jarak dapat mengurangi risiko terpapar droplet yang mengandung virus saat orang yang sakit bersin, batuk, atau berbicara.Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Menyentuh bagian-bagian tubuh ini dapat memindahkan virus dari tangan ke selaput lendir yang rentan terhadap infeksi.Menggunakan masker saat sakit atau berada di tempat umum. Menggunakan masker dapat menutupi hidung dan mulut serta mencegah penyebaran droplet yang mengandung virus. Masker juga dapat melindungi diri dari terhirupnya droplet dari orang lain. Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, membuang sampah secara teratur, dan menyediakan tempat cuci tangan yang memadai. Menjaga kebersihan lingkungan dapat menghilangkan virus yang menempel di benda-benda atau tempat-tempat umum.Menjaga kesehatan tubuh, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air yang cukup, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup. Menjaga kesehatan tubuh dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan membuat tubuh lebih kuat melawan infeksi.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
Seraf Steva Oryzanan salah satu mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan face shield mengatakan, produksi dilakukan setiap hari Senin-Jumat pukul 09.00–16.00 WIB di Gedung 6 Laboratorium Otomasi FT.
Ide awal pembuatan face shield tersebut muncul saat Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Mesin FT UNS, Eko Surojo dan Direksi RS UNS melakukan koordinasi. Mereka memikirkan langkah apa yang dapat dilakukan untuk membantu penanganan Covid-19. Salah satunya adanya kelangkaan alat pelindung diri (APD) yang banyak dicari oleh tenaga kesehatan.
"Awal ceritanya karena Kaprodi Teknik Mesin dan Direksi RS UNS melakukan koordinasi. Apa yang bisa dibantu untuk penanganan Covid-19. Kemudian dari pihak RS UNS menyatakan membutuhkan APD. Dan tercetus beberapa gagasan, salah satunya face shield," ujar Seraf Stevan," Rabu (15/4).
Pada pekan lalu, lanjut dia, para mahasiswa berhasil memproduksi sekitar 500 buah face shield. Pekan ini ditargetkan 500 face shield bisa diproduksi lagi. Dalam sehari, para mahasiswa dapat memproduksi 75 sampai 100 buah face shield.
"Target kami bisa memproduksi 1.000 face shiled untuk disumbangkan dan tidak untuk hal komersial," katanya.
Untuk satu face shield, dibutuhkan biaya produksi antara Rp10.000 hingga Rp12.000. Namun, tidak menutup kemungkinan apabila ada yang membutuhkan dan terdapat dana dukungan, produksi face shield bisa jadi lebih dari 1.000 buah.
"Kalau pun ada yang membutuhkan dan ada support dana lagi, mungkin kami akan produksi lebih dari 1.000 buah," imbuh Seraf.
Seraf menerangkan, bahan baku pembuatan face shield mudah didapatkan. Sehingga bisa dibuat sendiri di rumah walau dengan alat-alat dan bahan yang sederhana.
"Untuk kelebihannya sih seperti face shield pada umumnya, cuma di sini menggunakan bahan yang bisa mudah didapatkan. Jadi meskipun kelangkaan ada di pasaran tetapi sebenarnya bisa dibuat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang ada seperti mika dan peralon," jelas Seraf.
(mdk/ray)