Makan Siang Gratis ala Prabowo Dijatah Rp15.000 per Anak, Ini Kandungan Gizi yang Harus Diperoleh
Nilai tersebut di luar dari susu gratis yang juga dijanjikan akan dibagikan ke siswa
Nilai tersebut di luar dari susu gratis yang juga dijanjikan akan dibagikan ke siswa
Makan Siang Gratis ala Prabowo Dijatah Rp15.000 per Anak, Ini Kandungan Gizi yang Harus Diperoleh
- Cuma Butuh Segini, Adik Prabowo: Kita Bisa Siapkan Sarapan dan Makan Siang Gratis untuk Anak dan Ibu Hamil
- Prabowo Dikabarkan Pangkas Alokasi Makan Siang Gratis Jadi Rp 7.500
- Anggaran Makan Siang Anak Gratis ala Prabowo Rp15.000, Kalau di Warteg Pakai Lauk Apa?
- Prabowo Perluas Program Makan Siang Gratis, Guru Juga Dapat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkap bahwa program makan siang gratis telah disiapkan masuk ke APBN 2025 dengan anggaran Rp15.000 per anak di luar susu gratis. Pemerintah akan menyalurkan dana ke pemerintah daerah untuk mengelola menu dan mendistribusikannya.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menekankan bahwa program ini akan memperhatikan proporsi 4 sehat 5 sempurna sehingga gizi anak tercukupi.
Makan siang gratis juga akan ditargetkan kepada siswa prasekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.
Dengan proses yang bertahap, Budiman menyebutkan bahwa program Prabowo-Gibran ini ditargetkan rampung dengan skala 100% di tahun 2029 dengan distribusi menyeluruh ke 82,9 juta anak sekolah Indonesia.
Jika mengacu ke nilai Rp15.000 untuk satu kali makan tanpa mengabaikan kandungan gizi, bagaimana pemerintah harus mensiasatinya.
Ahli gizi Ati Nirwanti SKM., MARS mengatakan bahwa menu pada tiap jenjang umur dapat disamakan asal mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah.
Ati menjelaskan bahwa bentuk karbohidrat tidak hanya terbatas pada nasi, namun bisa juga memakai alternatif roti, kentang, singkong, serta berbagai jenis ubi, mie, dan bihun.
"Ini kesempatan yang baik untuk sosialisasi atau pembelajaran jenis karbohidrat, maksudnya jangan harus nasi tapi bisa diganti dengan ubi dan sebagainya seperti yang saya sebutkan,"
ujar Ati saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (27/2).
Ia menambahkan bahwa program ini juga bisa menjadi kesempatan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pengolahan dan penyajian jenis menu yang bergizi. "Jenis menu di Indonesia sangat beragam dari Sabang hingga Merauke," tukasnya.
Sebagai ahli gizi, Ati berharap program ini bisa membantu mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya gizi berimbang dalam makanan.
"Bisa jadi sosialisasi atau pembelajaran ke orang tua dan siswa untuk mulai mengkonsumsi keanekaragaman pertanian. Juga memperkenalkan segala jenis protein, sayur dan buah yang ada di Indonesia, Indonesia sangat kaya akan hasil pertanian, perikanan, peternakan," papar Ati.
Ati melihat program dapat menjadi celah emas bagi pemerintah untuk membiasakan anak-anak mengkonsumsi ikan.
Sehingga program makan siang gratis tidak hanya tentang penyaluran makanan, namun juga berfungsi sebagai sosialisasi gizi.
Reporter Magang: Alma Dhiyan