Malangnya wisata sejarah makam Raden Saleh di Bogor
Kini makam itu kurang perhatian dari pemerintah. Hal itu membuat Makam ini jarang dikunjungi pelancong.
Cerita basi namun miris saat situs-situs sejarah menjadi minim perhatian dari pemerintah. Begitulah yang terjadi pada Makam Raden Saleh di Jalan Pahlawan, Gang Raden Saleh, Bogor, yang dikelola secara pribadi oleh Isun Sunarya, pemilik generasi kelima lahan makam pelukis dunia milik Indonesia itu.
Pria yang tampak segar diusianya yang ke-74, tersebut menuturkan kisah mengenai makam yang dulunya dirawat oleh pamannya, Adoeng. Kini makam itu kurang perhatian dari pemerintah. Hal itu membuat Makam ini jarang dikunjungi pelancong. Padahal, menurut Isun, potensi wisata untuk napak tilas sejarah makam Raden Saleh sangat menjanjikan.
Hal itu membuat Isun dan beberapa pegiat seni lukis lainnya mempromosikan Makam dengan memanfaatkan sosial media seperti Facebook.
"Saya senang yang datang berkunjung ke sini," ujarnya yang antusias menceritakan sosok Raden Saleh, pelukis yang menurutnya sangat pintar, Senin (19/5). "Bulan lalu ada yang datang dari Bali, dua bis pula," kata Isun menandaskan.
Dengan keramahannya, Isun menjelaskan bahwa di Facebooknya dia selalu giat mempromosikan makam tersebut. "Tulis nama saya di google, lihat di Facebook ada itu, cerita-cerita kecil mengenai Raden Saleh," ungkapnya.
Lebi jauh dia menjelaskan bahwa selama ini sumber dana untuk membayar listrik dan air berasal dari dana pribadi, namun dia ikhlas. "Sesekali yang datang suka memberi, donatur juga," ungkapnya yang juga mengaku mendapat upah bulanan dari BP3 Serang, meski sekadarnya.
"Setidaknya yang kita syukuri dulu mendapat perhatian dari Soekarno, dapat bintang mafuta juga dari SBY. Walau pemerintah tidak begitu peduli," ujarnya dengan senyum lebar.
Dia menyesali gubernur yang menjabat tidak pernah memperhatikan makam. Selama menjabat juga tidak pernah mengunjungi makam. Namun, lagi-lagi dia mensyukuri, sejak Walikota Bogor Bima Arya memimpin, perhatian pada makam mulai terlihat.
"Setidaknya kemarin ada dinas kebersihan yang datang ke sini untuk membersihkan makam. Ya, baru-baru inilah, sejak Pak Bima yang jadi wali kota. Itupun mengenang wafatnya Raden Saleh, 23 April kemarin. " lanjutnya.
Sebelumnya, biaya kebersihan berasal dari dana pribadi. Sekali sebulan, dia sering mengupahkan orang untuk membersihkan rerumputan dan area makam.
Setidaknya, melalui akun Facebooknya, Isun selalu giat melakukan aksi memperkenalkan Raden Saleh, yang menurut dia merupakan pahlawan karena jasa-jasanya tidak hanya menghasilkan banyak karya masterpiece, tapi juga turut andil dalam pembangunan kebun binatang Cikini yang kini dipindahkan ke Ragunan. Kini kebun binatang tersebut menjadi Taman Margasatwa Ragunan Jakarta.
"Saya berharap 23 April menjadi Hari Seni Rupa Nasional untuk mengenang Raden Saleh. Biasanya saya dan pengurus lainnya merayakan di sini bersama dengan pelukis-pelukis yang mengidolakan beliau juga."
Baca juga:
Raden Saleh, kini belum juga mendapat gelar Pahlawan Nasional
Melongok tempat peristirahatan terakhir Raden Saleh
Skandal asmara dan pengusiran Raden Saleh
Raden Saleh dan cikal bakal bonbin di Indonesia
Raden Saleh layak dipertimbangkan jadi pahlawan
-
Apa yang dilukis oleh Raden Saleh? Lukisan itu menjadi antitesis dari lukisan seorang pelukis Belanda bernama Nicolaas Pieneman. Penangkapan Diponegoro menggambarkan adegan yang berlawanan dengan yang dilukis Belanda. Dalam Lukisan Pieneman, Pangeran Diponegoro Tampak Pasrah Menghadapi Peristiwa Itu, Jenderal De Cock Terlihat Jumawa dan Berdiri Dengan Pongah, Lebih Tinggi dari Diponegoro
-
Apa yang Raden Saleh temukan di wilayah yang pernah ia jelajahi? Meskipun detail mengenai metode penggalian yang dilakukan oleh Raden Saleh masih belum jelas, keberadaan fosil mamalia laut yang ditemukan di wilayah yang pernah dijelajahi olehnya menunjukkan kontribusinya yang signifikan.
-
Apa yang Raden Saleh lukis sebagai jawaban atas lukisan Pieneman? Lewat karya seni Raden Saleh menjawab adegan yang dilukis oleh Nicolaas Pieneman.
-
Kapan Raden Saleh menyelesaikan lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro? Tahun 1857, selesailah lukisan fenomenal tersebut.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Taman Budaya Raden Saleh? Nuansa teduh dan asri langsung terasa saat memasuki halaman Taman Budaya Raden Saleh. Halamannya ternyata ditumbuhi pepohonan besar yang daunnya lebat.(Foto: Indonesiakaya.com) Beralamat di Jalan Sriwijaya No. 29 Kota Semarang, Taman Budaya Raden Saleh memiliki luas kurang lebih 89.926 meter persegi.