Dulunya Kebun Binatang, Ini Fakta Unik Taman Budaya Raden Saleh Semarang
Pada tahun 2015, sempat muncul wacana taman budaya ini akan digusur untuk pembangunan Trans Studio.
Pada tahun 2015, sempat muncul wacana taman budaya ini akan digusur untuk pembangunan Trans Studio.
Dulunya Kebun Binatang, Ini Fakta Unik Taman Budaya Raden Saleh Semarang
Setiap kota besar biasanya memiliki sebuah lokasi yang menjadi pusat kebudayaan. Di Jakarta, ada Taman Budaya Ismail Marzuki, sementara di Semarang, ada Taman Budaya Raden Saleh.
Nuansa teduh dan asri langsung terasa saat memasuki halaman Taman Budaya Raden Saleh. Halamannya ternyata ditumbuhi pepohonan besar yang daunnya lebat.
(Foto: Indonesiakaya.com)
-
Apa yang unik dari Taman Gajah Bolong? Nama Taman Gajah Bolong diambil dari mitos tentang keberadaan lubang sebesar gajah dewasa. Konon, lubang ini dulu digunakan untuk perjalanan gaib. Lubang membentang sekitar 200 meter di bawah tanah kosong (yang sekarang menjadi Taman Gajah Bolong) menuju sendang (sekarang Kantor Kecamatan Baureno).
-
Apa yang ditawarkan di Taman Budaya Sentul City? Tempat ini adalah tempat wisata yang menawarkan berbagai aktivitas outbound dan rekreasi di tengah alam. Terdapat lebih dari 21 wahana dengan harga tiket mulai dari Rp15 ribu.
-
Dimana Kebun Binatang Bukittinggi berada? Di Sumatera Barat, terdapat Kebun Binatang Bukittinggi atau Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMBK) yang selalu ramai dikunjungi.
-
Dimana lokasi Kebun Binatang Bandung? Kebun binatang ini terletak di Jalan Kebun Binatang No.6, Lebak Siliwangi, Coblong, Kota Bandung.
-
Hewan apa saja yang ada di Kebun Binatang Bukittinggi? Kebun binatang ini masih tetap eksis dan memiliki banyak koleksi berbagai jenis satwa yang bisa dilihat secara langsung.
-
Kenapa Museum Sadurengas penting? Musem Sadurengas merupakan objek wisata yang memiliki nilai sejarah di Kabupaten Paser, pasalnya museum ini eks kediaman Sultan Paser Aji Tenggara pada 1844-1873, lalu digunakan sebagai istana kesultanan pada masa kepimpinan Sultan Ibrahim Khaliludin.
Beralamat di Jalan Sriwijaya No. 29 Kota Semarang, Taman Budaya Raden Saleh memiliki luas kurang lebih 89.926 meter persegi. Di dalam taman itu terdapat empat gedung utama yaitu Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo, Kantor Pengelola TBRS, Gedung Serba Guna, dan Kantor Dewan Kesenian Semarang. Selain itu ada juga beberapa bangunan pendopo berbentuk joglo.
Mengutip Wikipedia, dulunya taman budaya itu merupakan lokasi dari Kebun Binatang Semarang. Hal inilah yang membuat halaman taman budaya ini dipenuhi pepohonan yang rindang.
Taman itu dinamai Raden Saleh, merujuk pada sosok Raden Saleh Sjarif Boestaman yang merupakan seorang pelukis terkenal Indonesia yang berasa dari Semarang.
Saat memasuki taman budaya tersebut, pengunjung akan langsung disambut oleh patung Raden Saleh sedang menggenggam kerisnya. Terdapat pula coretan-coretan tembok berupa seni mural dan graffiti yang makin memperkuat nuansa seni di taman budaya ini.
Mengutip Indonesiakaya.com, banyak nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui coretan tersebut. Salah satu nilai yang ingin disampaikan antara lain tentang indahnya kebersamaan dalam kedamaian, dan juga pesan-pesan untuk melestarikan keberagaman di Semarang.
Di dalam area itu terdapat Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo. Biasanya gedung itu digunakan sebagai tempat pementasan.
Di depan pintu masuk gedung terdapat patung Ki Narto Sabdo. Dia merupakan maestro wayang asal Jawa Tengah. Di bawah patung itu terdapat prasasti bertuliskan: “lewat tembang hidupku untukmu negeri”.
Pementasan di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo biasanya digelar setiap malam Minggu. Pementasan yang ditampilkan antara lain pertunjukan wayang orang, pembacaan puisi, atau pementasan seni panggung teater yang biasanya dibawakan oleh Teater Lingkar.
Di sebelah Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo terdapat galeri seni yang menjual berbagai pernak-pernik hasil kesenian para seniman Semarang. Selain itu, dipajang juga hasil lukisan dari para seniman lengkap dengan pelayanan jasa lukis di tempat.
Pada tahun 2015, sempat muncul wacana penggusuran Taman Budaya Raden Saleh karena lahannya akan dibangun gedung Trans Studio. Wacana ini sempat menimbulkan kontroversi di kalangan para pegiat budaya Semarang. Proyek itu pada akhirnya dibatalkan pada tahun 2016.