Jadi yang Terbesar di Semarang, Ini Fakta Menarik Kelenteng Tay Kak Sie
Kelenteng itu dibangun pada tahun 1746. Nama “Tay Kak Sie” sendiri memiliki makna “Kuil Kesadaran Agung”.
Bagi kebanyakan orang, kelenteng yang paling terkenal di Kota Semarang adalah Kelenteng Sam Poo Kong. Walaupun terkenal, namun kelenteng itu masih kalah besar dengan Kelenteng Tay Kak Sie. Kelenteng Sam Poo Kong merupakan kelenteng yang paling tua di Semarang, sementara itu Tay Kak Sie adalah kelenteng terbesarnya.
Kelenteng Tay Kak Sie terletak di Jalan Lombok, Kota Semarang. Kelenteng itu dibangun pada tahun 1746. Nama “Tay Kak Sie” sendiri memiliki makna “Kuil Kesadaran Agung”.
-
Dimana letak Kelenteng See Hien Kiong? Kelenteng See Hien Kiong ini berdiri pada 1861 dan awalnya diberi nama Kwan Im Teng sebagai penghormatan kepada Dewi Kwan Im. Keberadaan kelenteng di suatu daerah menjadi bukti jika orang-orang etnis Tionghoa bisa hidup rukun dengan masyarakat sekitar.
-
Apa nama awal dari Kelenteng See Hien Kiong? Kelenteng See Hien Kiong ini berdiri pada 1861 dan awalnya diberi nama Kwan Im Teng sebagai penghormatan kepada Dewi Kwan Im.
-
Apa yang unik dari Klenteng Sian Djin Ku Poh? Dari cerita yang beredar, kehadiran Klenteng Sian Djin Kupoh tidak bisa dilepaskan dari sosok tiga marga asal Tiongkok yang berlayar dan mendarat di wilayah utara Jawa Barat.
-
Mengapa Kelenteng See Hien Kiong dibangun? Dengan meningkatnya orang-orang Tionghoa yang menetap di Kota Padang, maka didirikanlah sebuah rumah ibadah untuk mendukung mereka dalam beribadah, salah satunya Kelenteng See Hien Kiong ini.
-
Siapa yang membangun Kelenteng Sam Poo Kong? Dibangun pada abad ke-15 oleh seorang muslim Tionghoa, Laksamana Cheng Ho atau Zheng He, kelenteng ini menjadi salah satu tempat pemujaan utama bagi umat Konghucu dan Tionghoa di Semarang.
-
Dimana Klenteng Talang berada? Sam Po Toa Lang adalah nama Tionghoa dari klenteng yang ada di Jalan Talang No.2, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Berikut selengkapnya:
Tempat Pemujaan Para Dewa Dewi
Dikutip dari website Indonesiakaya.com, pada awalnya Kelenteng Tay Kek Sie digunakan untuk pemujaan Dewi Welas Asih Koan Sie Im Po Sat. Seiring waktu, kelenteng itu menjadi tempat pemujaan berbagai Dewa Dewi dari aliran Tao maupun Konfusianisme.
Dikutip dari Kemdikbud.go.id, sebelum bangunan kelenteng berdiri, sudah ada lebih dulu bangunan pemujaan Dewi Kwan Si Im Po Sat. Baru kelenteng itu dibangun di atas pekarangan kebun pada tahun 1771.
Hingga kini, terdapat dualism penetapan pembangunan kelenteng yaitu antara tahun 1746 saat tempat pemujaan Dewi Kwan Si Im Po Sat dibangun, atau saat bangunan kelenteng dibangun pada tahun 1771.
Kaya Ornamen dan Simbol
Seperti kelenteng pada umumnya, Kelenteng Tay Kak Sie memiliki banyak ornamen dan simbol. Patung Budha Gautama terletak di bawah pohon Bodhi yang berarti rindang dan damai. Atap kelenteng berhiaskan sepasang naga yang memperebutkan matahari merupakan simbol penjaga kelenteng dari pengaruh jahat.
Sementara itu, terdapat pula patung singa jantan dan singa betina yang disimbolkan sebagai penolak bala dan dilambangkan sebagai keadilan dan kejujuran. Pada daun pintu kelenteng, terdapat lukisan sepasang panglima perang Qie Lan Pu Sa dan Wei Tuo Pu Sa. Tak jauh dari pintu masuk terdapat tempat abu hio besar yang diapit oleh dua lilin yang tak pernah mati sepanjang tahun.
Pernah Hampir Kebakaran
Pada 21 Maret 2019, rumah abu di dekat Kelenteng Tay Kak Sie mengalami kebakaran dan tinggal menyisakan puing-puing. Akibat peristiwa ini, satu orang tewas. Saat peristiwa itu, banyak media yang mengira Kelenteng Tay Kak Sie-lah yang terbakar. Salah satu penyebabnya, rumah abu itu bentuknya mirip dengan kelenteng dan letaknya persis di sebelah kelenteng.
Pada hari-hari tertentu, Kelenteng Tay Kak Sie mengadakan berbagai upacara keagamaan. Namun pengunjung kelenteng tak hanya berasal dari kalangan etnis Tionghoa. Masyarakat sekitar pun turut meramaikan dan ikut menyaksikan berbagai pentas kesenian yang diadakan di kelenteng itu.