Bawa Pesan Toleransi, Klenteng di Cirebon Ini Dulunya Sebuah Masjid
Pembangunannya diinisiasi oleh seorang pendatang Tionghoa di Cirebon yakni Tan Sam Chai atau H. Moh. Syafei.
Pembangunannya diinisiasi oleh seorang pendatang Tionghoa di Cirebon yakni Tan Sam Chai atau H. Moh. Syafei.
Bawa Pesan Toleransi, Klenteng di Cirebon Ini Dulunya Sebuah Masjid
Keindahan Kota Cirebon tak hanya sebatas pemandangan pantainya saja, namun juga relasi sosial antar masyarakat yang terbingkai di Klenteng Talang.
Sam Po Toa Lang adalah nama Tionghoa dari klenteng yang ada di Jalan Talang No.2, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Klenteng ini kabarnya merupakan klenteng tertua di Cirebon dan jadi salah satu yang tertua juga di Indonesia.
-
Mengapa klenteng ini menjadi simbol toleransi di Tangerang? Berdiri persis di dekat Masjid Kalipasir dan Gereja Santa Maria, Klenteng Boen Tek Bio menjadi salah satu simbol toleransi di Kota Tangerang.
-
Dimana letak Masjid Tiban di Malang? Berlokasi di wilayah Turen, masjid ini hadir dengan arsitektur dan eksterior biru cerah, serta interior yang sangat detail.
-
Kenapa Masjid Cheng Ho mirip Kelenteng? Sekilas kalau dilihat dari jauh, bentuknya memang mirip kelenteng. Tak heran bila bukan warga setempat atau pengendara yang baru melewati tempat itu, segan untuk mampir karena mereka mengira bangunan itu bukanlah masjid.
-
Dimana Masjid Agung Banten berada? Masjid megah ini belakangan dikenal lewat menara putih ikoniknya yang berdiri persis di samping bangunan.
-
Masjid Ciptomulyo seperti apa? Meski sudah mengalami beberapa kali renovasi, namun bentuk masjidnya masih asli seperti saat awal dibangun. Masjid Cipto Mulyo berada di Desa Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali.
-
Siapa yang mendirikan Masjid Tiban? Masjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran
Sejumlah cerita inspiratif lahir di sini, seperti pesan toleransi yang sudah dibawa sejak abad ke-15 silam. Menurut catatan sejarah, Klenteng Talang dahulu merupakan sebuah masjid hingga lambat laun diubah fungsinya menjadi rumah ibadah masyarakat peranakan.
Selain itu, Klenteng Talang juga diinisiasi pendiriannya oleh seorang Tionghoa Muslim di masa silam. Berbagai kisah unik dari klenteng ini kami rangkum selengkapnya.
Dibangun Tahun 1450
Klenteng Talang dulunya dibangun tahun 1450 masehi. Ornamen kuno masih dipertahankan mulai bangunan depan, samping, dan belakang.
Foto: Facebook Klenteng Talang.
Menurut laman Museum Sonobudoyo, ciri khas lawasan terlihat jelas di bagian depan klenteng lewat serambi berbentuk pendopo dengan enam tiang penyangga atap. Lalu di sisi kanan dan kiri, terdapat ruangan gudang. Untuk ruangan utama, tersimpan genta (mirip lonceng) dan kilin (menyerupai barongsai) serta dua umpak dari batu andesit.
Peninggalan abad ke-15 juga tergambar jelas dari penggunaan kayu jati sebagai unsur utama bangunan tengah berwarna hitam. Terdapat pula tulisan Tionghoa yang merupakan daftar penyandang dana operasional klenteng.
Klenteng sebagai Bentuk Penghormatan Kepada Tiga Tokoh Muslim Tiongkok
Merujuk tridharma.or.id, Klenteng Talang erat kaitannya dengan agama Islam.
Pembangunannya pun dipersembahkan untuk menghormati tiga tokoh muslim Tionghoa yakni Laksamana Cheng Ho, Laksamana Kung Wu Ping, dan Laksamana Fa Wan.
Pembangunannya diinisiasi oleh seorang pendatang Tionghoa di Cirebon yakni Tan Sam Chai atau H. Moh. Syafei. Ia merupakan Menteri Keuangan Kesultanan Cirebon dengan gelar Tumenggug Aria Dipa Wira Cula.
Foto: Museum Sonobudoyo
Dulunya Sebuah Masjid
Tahun 1400 masehi menjadi masa berkembangnya Agama Islam di nusantara. Di tahun itu, pasukan Islam telah banyak menyebar ke berbagai daerah termasuk wilayah Cirebon.
Pengaruh ini yang kemudian membuat berdirinya sebuah masjid di wilayah tersebut. Namun perkembangan Islam yang masif membuat komunitas Tionghoa Muslim memindahkan masjidnya ke wilayah lain yakni daerah Sembung.
Setelah sebelumnya digunakan sebagai tempat peristirahatan saudagar Tiongkok, masjid kemudian berangsur-angsur sepi. Dari sana, oleh komunitas Muslim Tionghoa masjid itu mulai difungsikan sebagai klenteng agar saudara-saudara yang bukan Muslim bisa melaksanakan ibadah.
Warga Cirebon Tidak Mempermasalahkan Adanya Klenteng
Adanya Klenteng Talang rupanya menjadi titik awal bangkitnya multikulturalisme di Cirebon. Tak sedikit warga setempat yang membantu operasional klenteng, sehingga bisa berdiri hingga sekarang.
Kondisi bangunan juga dalam kondisi baik, yang artinya ada upaya pemeliharaan dari masyarakat juga pemerintah. Pemeliharaan akan membantu keberlangsungan klenteng hingga masa mendatang.