Kisah Masjid At Taqwa Cirebon, Dulu Berganti Nama karena Dianggap Tak Wajar
Saat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Saat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Kisah Masjid At Taqwa Cirebon, Dulu Berganti Nama karena Dianggap Tak Wajar
At Taqwa menjadi masjid terbesar yang ada di Kota Cirebon, Jawa Barat. Masjid ini telah menjadi ikon di Cirebon sejak pendiriannya di tahun 1918 silam.
Sebagai salah satu masjid tertua, Masjid At Taqwa menyimpan kisah yang menarik. Sebelumnya, masjid ini memiliki nama Tajug Agung, lalu pada 1960-an dilakukan pergantian nama karena dianggap tak wajar.
-
Kenapa Masjid Jami Al Makmur Cikini pernah digotong? Karena desakan dari pihak yayasan, akhimya musala itu dipindahkan beberapa meter dari tempat asalnya untuk menghindari konflik sosial.
-
Masjid Ciptomulyo seperti apa? Meski sudah mengalami beberapa kali renovasi, namun bentuk masjidnya masih asli seperti saat awal dibangun. Masjid Cipto Mulyo berada di Desa Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali.
-
Kenapa Masjid Agung Manonjaya menjadi cagar budaya? Oleh pemerintah setempat, statusnya diubah menjadi cagar budaya pada 1975 lalu. Ini karena arsitektur kunonya tidak diubah sama sekali walau sudah berkali-kali direnovasi.
-
Di mana letak Masjid Ciptomulyo? Masjid Cipto Mulyo berada di Desa Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali. Lokasinya tak jauh dari Umbul Pengging, sebuah pemandian dari mata air alami.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Siapa yang membangun Masjid di Desa Cipicung? Sama hal nya dengan awal didirikan Desa Cipicung, pembangunan dimulai dari mendirikan masjid. Para sesepuh setempat bersama tokoh ulama penyebar agama Islam saat itu memutuskan untuk membangun masjid di dekat pohon pincung.
Dari sisi arsitektur, Masjid At Taqwa juga sangat unik karena adanya gerbang syahadat yang saat ini menjadi ikon bangunan di sana.
Belum afdol mengunjungi Kota Cirebon jika belum singgah di masjid ini, karena keberadaannya sebagai salah satu wisata religi yang sayang untuk dilewatkan.
Yuk kenalan lebih dekat dengan Masjid At Taqwa
Sumber gambar: YouTube All In One Cirebon
Dulunya Langgar Kecil
Dalam laman attaqwacirebon.com, disebutkan bahwa masjid ini dulunya merupakan bangunan sederhana yang tidak begitu besar.
Sebelum bernama At Taqwa, masjid ini dikenal sebagai Tajug Agung dengan ukuran yang hanya cukup untuk menampung jemaah dengan skala terbatas.
Sebagian masjid pun dijadikan sebagai area alun-alun yang saat ini dikenal sebagai Alun-Alun Kejaksan Cirebon. Masjid ini menjadi salah satu saksi perkembangan islam yang masif di Cirebon abad ke-20.
Diganti Nama karena Dianggap Tak Wajar
Setelah Cirebon menjadi pusat penyebaran agama Islam, pembangunan fasilitas keagamaan terus digencarkan di wilayah tersebut. Hal ini juga terjadi di Tajug Agung yang kala itu masih berupa langar sederhana.
Proses renovasi kemudian berlangsung secara bertahap sejak 1951 sampai rampung secara keseluruhan di tahun 1963. Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan.
Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
Ketika itu, R. M. Arhatha juga merasa perlu memberi nama baru karena seolah-olah tidak dibenarkan dalam suatu wilayah terdapat dua masjid agung.
Asal Usul Nama At Taqwa Berasal dari Soekarno
Pemberian nama At Taqwa disebut merupakan inisiatif dari Soekarno kala itu.
Meurut penelitian Anisa Anggraeni Saldin dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon berjudul “Sejarah dan Perkembangan Arsitektural Masjid Raya At-Taqwa Cirebon Tahun 1918-2020” kala itu Soekarno sempat datang ke Cirebon untuk meninjau penataan kota tersebut. Cirebon pun tengah disibukkan oleh pembangunan musala sederhana menjadi sebuah masjid besar di sana.
Saat itu, terjadi kontroversi terkait tidak bolehnya penggunaan nama “Agung” di masjid tersebut, karena sudah ada sebelumnya yakni Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Soekarno pun memberikan saran At Taqwa dengan filosofi tetap bertakwa kepada Allah setelah melaksanakan salat di sana.
Terdapat Gapura Syahadat yang Jadi Ikon Bangunan
Keunikan lain dari Masjid At Taqwa Cirebon adalah terdapatnya gerbang cukup besar selebar 3 meter dengan corak emas dan kaligrafi dua kalimat syahadat.
Gerbang ini berbahan glass reinforced cement (GRC) di atas batu granit asli dari Brazil, seolah menjadi ikon dari bangunan. Gerbang ini juga menjadi penyambut tamu yang hendak melaksanakan salat dan ibadah lainnya, sehingga seperti baru lahir.
Kemudian, masjid ini juga tidak memiliki jendela dan hanya mengandalkan fasad besar dan pintu sebagai tempat sirkulasi udara. Kini Masjid At Taqwa jadi destinasi religi yang mencuri perhatian para wisatawan.