Kebun Binatang Pertama Indonesia ada di Jakarta, Dulu Dilengkapi Bioskop sampai Kolam Renang
Pembukaannya langsung disambut meriah oleh masyarakat Batavia yang ketika itu juga ditinggali masyarakat Eropa dan Tionghoa.
Pembukaannya langsung disambut meriah oleh masyarakat Batavia yang ketika itu juga ditinggali masyarakat Eropa dan Tionghoa.
Kebun Binatang Pertama Indonesia ada di Jakarta, Dulu Dilengkapi Bioskop sampai Kolam Renang
Wilayah Batavia pada zaman penjajahan Belanda memiliki taman hiburan terkenal bernama Kebun Binatang Cikini. Pada masa itu, fasilitasnya sudah amat lengkap sampai dianggap melampaui zaman.
Destinasi ini pun disebut jadi kebun binatang pertama di Indonesia.
Namun keberadaan Kebun Binatang Cikini agaknya masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat, bahkan di Jakarta sendiri.
-
Kapan Kebun Binatang Ragunan dibuka? Kebun Binatang Ragunan adalah salah satu kebun binatang tertua dan terbesar di Asia Tenggara.
-
Kapan Kebun Binatang Bukittinggi dibangun? Berdiri Tahun 1900 Melansir dari situs indonesiakaya.com dan beberapa sumber lainnya, Kebun Binatang Bukittinggi ini dulunya dibangun oleh seorang Controleur Pemerintah Hindia Belanda yang bertugas di Fort de Kock bernama Storm Gravenzanden.
-
Dimana Kebun Binatang Bukittinggi berada? Di Sumatera Barat, terdapat Kebun Binatang Bukittinggi atau Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMBK) yang selalu ramai dikunjungi.
-
Dimana lokasi Kebun Binatang Bandung? Kebun binatang ini terletak di Jalan Kebun Binatang No.6, Lebak Siliwangi, Coblong, Kota Bandung.
-
Siapa yang membangun Kebun Binatang Bukittinggi? Melansir dari situs indonesiakaya.com dan beberapa sumber lainnya, Kebun Binatang Bukittinggi ini dulunya dibangun oleh seorang Controleur Pemerintah Hindia Belanda yang bertugas di Fort de Kock bernama Storm Gravenzanden.
-
Kenapa Kebun Binatang Bukittinggi dibangun? Dengan bentang alam yang dihiasi dengan pegunungan yang bergelombang dan panorama dari Gunung Singgalang, Gunung Sago, dan Gunung Marapi, pemerintah Hindia Belanda pun membangun wahana rekreasi bagi orang-orang Belanda pada sekitar tahun 1900-an.
Saat ini orang-orang lebih mengenal Kebun Binatang Ragunan sebagai wisata edukasi untuk mengenalkan hewan-hewan dan aneka tumbuhan.
Seiring berkembangnya zaman, sisa-sisa kejayaan Kebun Binatang Cikini memang telah hilang dan hanya sekadar cerita di kalangan tertentu. Sebenarnya bagaimana eksistensi Kebun Binatang Cikini di masa lampau? Berikut informasinya.
Eksis Sejak 1864
Mengutip Jakarta.go.id, Kebun Binatang Cikini diresmikan pada 1864.
Pembukaannya langsung disambut meriah oleh masyarakat Batavia yang ketika itu juga ditinggali masyarakat Eropa dan Tionghoa.
Saat akhir pekan, kunjungannya cukup tinggi terutama di kalangan warga Belanda dan Eropa yang tinggal di sana.
Namun saat awal diresmikan, tempat ini masih menggunakan nama “Planten en Dierentuin” atau tanaman dan kebun binatang. Ini dikarenakan wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai pengetahuan seputar tanaman.
Hasil Hibah Pelukis Terkenal Raden Saleh
Siapa yang menyangka jika pelukis Hindia Belanda (Indonesia) terkenal saat itu Raden Saleh memegang peranan penting dalam berdirinya Kebun Binatang Cikini. Seniman itu menghibahkan tanahnya demi berdirinya Kebun Binatang Cikini.
Ketika itu, Raden Saleh memiliki tanah seluas 10 hektare di Jalan Cikini Raya No 73. Kemudian, lahan dihibahkan dan dijadikan lokasi Planten en Dierentuin, Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia.
Selain lahan, yang menjadi bahan hibah dari Raden Saleh adalah hewan-hewan peliharaannya yang kemudian menjadi koleksi Kebun Binatang Cikini.
Dilengkapi Bioskop sampai Kolam Renang
Dalam sumber sejarah lain, dikatakan bahwa kebun binatang ini terus dikembangkan menjadi destinasi wisata populer.
Pemerintah residen setempat yang mengelola kemudian menambahkan sejumlah fasilitas menarik.
Di masa itu, kebutuhan akan lokasi wisata terbilang tinggi mengingat Hindia Belanda dan Batavia menjadi pusat perdagangan dari banyak negara.
Fasilitas seperti bioskop dan kolam renang dibangun di sana untuk menarik minat kunjungan di tahun 1930-an.
Alhasil, Kebun Binatang Cikini menjadi tempat yang indah dengan hamparan taman berlampu klasik, kolam renang, bioskop dengan beberapa fasilitas lainnya yang nyaman dikunjungi oleh keluarga Belanda dan Eropa.
Dipindahkan ke Ragunan Pada 1960-an.
Eksistensi kebun bintang ini terus bertahan sampai paska kemerdekaan. Di tahun 1940-an, kebun binatang makin ramai dan dikembangkan hingga kondisi lahan yang makin berkurang.
Sampai dengan 1960-an, pemerintah di Jakarta mempertahankan Kebun Binatang Cikini di tanah milik Raden Saleh, namun tahun 1964 karena kondisi lahan yang makin tidak layak bagi kehidupan satwa akhirna terpaksa dipindahkan di wilayah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Saat itu, pemerintah yang mengelola membawa lebih dari 450 ekor satwa yang merupakan sisa koleksi terakhir dari Kebun Binatang Cikini. Hewan-hewan kemudian dipelihara dengan baik di kebun binatang baru.
Resmi Menjadi Kebun Binatang Ragunan Pada 1966
Kebun Binatang Ragunan dibuka secara resmi pada 22 Juni 1966 oleh Gubernur DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta, Ali Sadikin dengan nama Taman Margasatwa Ragunan.
Lambat laun keberadaannya makin berkembang dan menjadi tujuan wisata dari berbagai daerah. Sampai pada 1974 Taman Margasatwa Ragunan dipimpin oleh Benjamin Galstaun direktur pertama waktu itu.
Sembilan tahun kemudian, tepatnya pada 1983 lokasi ini kembali berubah namanya menjadi Badan Pengelola Kebun Binatang Ragunan, lalu diganti lagi menjadi Kantor Taman Margasatwa Ragunan tahun 2001.
Kebun Binatang Ragunan
Pada 2009, Taman Margasatwa Ragunan diubah menjadi UPT (Unit Pelayanan Teknis) Taman Margasatwa Ragunan.
Setahun kemudian, pada 2010, namanya kembali diubah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Taman Margasatwa Ragunan.
Saat ini, Taman Margasatwa Ragunan mencakup area seluas 147 hektare dan memiliki koleksi 2.101 ekor satwa dari 220 spesies.
Pada tahun 2015, sesuai dengan Perda Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah, nama BLUD Taman Margasatwa Ragunan diubah menjadi Kantor Pengelola Taman Margasatwa Ragunan.
Sebelumnya, lokasi bekas Kebun Binatang Cikini sempat terbengkalai hingga kemudian dijadikan sebagai pusat seni dan kebudayaan nasional yang saat ini kita kenal sebagai Taman Ismail Marzuki.