Mancing di rumpon, Prabuanto terdampar dan terombang ambing di laut
Mancing di rumpon, Prabuanto terdampar dan terombang ambing di laut. Prabuanto terdampar di laut lepas selama lima hari. Sempat bertemua kapal asing namun tak menolong. Nyawanya tertolong oleh nelayan Aceh yang bertemu dengannya.
Prabuanto (36), terbaring lemas di Rumah Sakit Citra Husada, Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh. Dia adalah nelayan asal Sabang ditemukan terombang ambing di tengah laut selama lima hari dan berhasil diselamatkan.
Nelayan asal Ie Meule, Kecamatan Suka Karya, Kota Sabang ini bahkan sempat pingsan setiba di daratan Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, Minggu (1/8). Karena selama terombang-ambing di laut, dia kehabisan logistik dan mengalami dehidrasi.
Hujan badai dia lalui selama lima hari, hingga dia kehabisan logistik. Namun belum juga ada bantuan. Meskipun, dia sempat menaruh harapan saat sebuah kapal asing merapat, namun kapal tersebut tidak menolong dan berlalu dari kapal miliknya.
"Di tengah laut saya ada jumpa sama kapal asing, tapi mereka tidak menolong saya, padahal saya berdekatan dengan mereka. Nama kapal itu ada saya tulis di boat saya," kata Prabuanto.
Baru kemudian dia bertemu dengan kapal Kurnia. Pemilik kapal Kurnia itu pun memberikan makanan, air minum dan bahan bakar. Lalu pemilik boat Kurnia menunjukkan arah kepada korban untuk merapat ke daratan menuju Kuala Batee, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie.
Sesampai di daratan, korban langsung jatuh pingsan. Baru kemudian sadarkan diri saat dia sudah berada di rumah sakit. Sekarang korban sedang mendapatkan perawatan medis, sembari menunggu pihak keluarganya datang dari Sabang.
"Saya tiba di pinggiran Kuala Batee langsung pingsan, tidak tau lagi apa yang terjadi, tadi pas saya sadar sudah di rumah sakit," jelasnya.
Sebelum terombang-ambing di tengah laut. Dia pergi memancing ikan bersama rekannya dari Sabang, Rabu (4/1) sekira pukul 07.00 WIB dengan menggunakan boat berbeda.
Mulanya, keduanya berjalan beriringan tujuan Rumpon Mahesa yang jarak sekitar 4 km dari bibir pantai Sabang. Namun, mereka terpisah saat sedang memancing ikan hingga akhirnya ia kehilangan arah.
Mulanya, Prabuanto tak menyadari dirinya sudah terseret ke arah timur laut Sabang hingga terdampar ke laut lepas. Dia pun harus menghadapi badai, hujan sendiri untuk menyelamatkan diri, mencari arah menuju daratan.
"Selama lima hari lima malam saya dalam keadaan hujan di laut, tidak tau ke mana lagi arahnya," jelasnya.