Marsekal Hadi sebut ada tujuh titik rawan wabah campak di Papua
Tujuh titik itu sebagian besar merupakan wilayah pegunungan.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan pihaknya telah memetakan tujuh titik yang menjadi wilayah rawan wabah campak di Asmat, Papua. Tujuh titik itu sebagian besar merupakan wilayah pegunungan.
"Sesuai dengan apa yang sudah disepakati ada tujuh titik. Di daerah pegunungan. Dengan 53 dokter dikirim hari ini, sebelumnya 27," Ujar Hadi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (25/1).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kenapa Andhika Perkasa mengubah ransum TNI? Kondisi ini membuat Andhika yang pada saat itu menjabat sebagai Pangkostrad merasa gelisah. Ketika jabatannya naik menjadi Kepala Staff Angkatan Darat, Andhika merombak pola konsumsi para prajurit di medan operasi.
Selain Asmat, TNI juga mendapatkan informasi ada dua tempat yang diduga terkena wabah. "Termasuk ketika ada informasi bahwa Di wilayah Oksibil dan Tolikara pasukan TNI hadir di sana untuk melihat di sekaligus membantu," kata Hadi.
Hadi menambahkan, akan langsung terjun ke Asmat untuk melihat kondisi di lapangan. "Bulan ini ke Asmat dan titik-titik yang oleh Pangdam Cendrawasih kemungkinan timbulnya penyakit. Sehingga saya bisa tahu secara langsung di lapangan," imbuhnya.
Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen Ben Yura Rimba, mengungkap titik tersebut sulit diakses transportasi maupun sinyal. Sehingga menyulitkan untuk mobilisasi pasukan. Tim dipusatkan di Timika. Kemudian akan dikirim pasukan ke wilayah Asmat dengan menyusuri rawa. Juga, mengirim pasukan melewati jalur pendakian untuk mencapai titik di pegunungan.
Pasukan itu akan dirotasi setiap pekan. Dalam keadaan darurat, kata Ben, telah disiapkan tiga helikopter.
"Ada tiga helikopter di Satgas ini di mana kalau ada kejadian kita bisa berangkatkan," ucapnya.
Dia mengaku mengalami kesulitan menjangkau lokasi. Hal itu menjadi pertimbangan TNI untuk melakukan pendekatan agar merelokasi warga.
"Ada konsep lain yaitu relokasi tapi ini menyangkut sosial dan budaya. Tidak mudah. Kita akan lakukan pendekatan-pendekatan," ujar Ben.
Presiden Joko Widodo, kata Ben, telah mengusulkan secara langsung untuk melakukan relokasi warga. Saat ini anggota TNI tengah berupaya melakukan pendekatan.
"Presiden mengusulkan minggu lalu, tim sedang bekerja," kata dia.
Baca juga:
Satgas Kesehatan TNI akan prioritaskan penyediaan air bersih di Papua
Marsekal Hadi soal Satgaskes ke Papua: Bukan cari panggung pencitraan
TNI kerahkan Satgas Kesehatan bantu penanganan KLB campak di Papua
Pagi ini, Menkes Nila Moeloek terbang ke Papua kunjungi pasien campak
Kapolda Papua: 15.000 warga Asmat alami gizi buruk, butuh tenaga medis