Mayat penambang pasir ditemukan tewas di tumpukan sampah
Penambang pasir itu dilaporkan hilang sejak Senin (9/5) terseret arus Sungai Mlinjon.
Badan SAR Nasional akhirnya berhasil mengevakuasi Dedit Candra(32), penambang pasir asal Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh, Trenggalek. Korban hanyut terseret banjir di area Bendung Niama, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Proses evakuasi korban berada di tengah bendung pengendali banjir itu sempat terkendala banyaknya material sampah menumpuk di permukaan sungai.
Tim rescue basarnas memanfaatkan sampah batang pohon pisang dan potongan bambu berserak di sekitar sungai, untuk bisa menjangkau jasad korban di tengah permukaan sungai memiliki kedalaman sekitar 10 meter.
"Korban langsung dibawa ke kamar mayat RSUD dr Iskak, Tulungagung untuk dilakukan identifikasi bersama keluarga Dedit dari Trenggalek," ujar Kepala Basarnas Pos SAR Trenggalek, Alfando Okta Bahari, Kamis (12/5).
Sebelumnya, penambang pasir itu dilaporkan hilang sejak Senin (9/5) siang di Sungai Mlinjon, Kecamatan Suruh, Trenggalek itu dibawa pulang ke rumah duka di Desa Mlinjon.
Insiden hanyut itu menimpa empat orang pencari batu di sekitar Sungai Mlinjon, Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh, Senin (9/5) sekitar pukul 13.30 WIB.
Tiga dari empat korban hanyut berhasil menyelamatkan diri, saat air bah dari arah pegunungan tiba-tiba melanda Sungai Mlinjon bermuara di Sungai Ngasinan, hingga Bendung Niama di Tulungagung.
Namun, satu korban pemilik truk diesel rakitan yakni Dedit Candra (32), hilang terseret arus banjir bersama kendaraan miliknya.
Alfando mengaku sempat ragu jasad pria dewasa mereka evakuasi adalah Dedit (32), penambang pasir asal Desa Mlinjon telah empat hari mereka cari.
Selain kondisi mayat sudah rusak, kata Alfando, korban ditemukan sudah dalam kondisi tidak berbusana.
"Kepastian korban adalah Dedit Candra dilaporkan hilang terseret banjir di Sungai Mlinjon, beberapa hari lalu. Kami peroleh setelah jenazah diidentifikasi keluarganya di RSUD dr Iskak, Tulungagung," paparnya dikutip dari Antara.
Tiga tim rescue yang sebelumnya melakukan penyisiran di tiga alur sungai, mulai dari Sungai Mlinjon, Sungai Ngasinan, serta Sungai Parit Raya untuk mencari jasad Dedit.