Mbah Sarju, penjaga Bancolono kerap dapat janji manis
Mbah Sarju memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani.
Bertahun-tahun jadi juru kunci Petilasan Raja Majapahit, Brawijaya V, atau kerap dikenal dengan Pertapaan Bancolono, hidup Mbah Sarju tetap sederhana. Meski berusia 91 tahun, pria dengan tinggi 150-an centimeter dan berperawakan kurus ini masih nampak sehat.
Mbah Sarju masih sering mendatangi dan merawat tiga bangunan di petilasan, yang berjarak 400-an meter dari rumahnya, di Jalan Raya Karanganyar - Magetan.
Dengan bantuan tongkat kayu, Sarju yang merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Karanganyar bagian Laboratorium Obat di Tawangmangu, setia merawat bangunan dan menemani para tamu mengajaknya ke pertapaan."Kulo pun dangu ngurusi pertapaan niki. Ning kulo mboten purun disebut juru kunci. Pun 30 tahun punjul (Saya sudah lama mengurus pertapaan ini. Tapi saya enggak mau disebut juru kunci. Sudah 30 tahun lebih)," kata Mbah Sarju.Mbah Sarju mengenang banyak pemimpin negeri ini yang melawat ke Bancolono. Selain Susilo Bambang Yudhoyono, Ir. Soekarno, Megawati Soekarnoputri, Soeharto, beberapa pemimpin lainnya serta para gubernur juga pernah mendatangi tempat itu. Meski banyak orang sudah sukses setelah berdoa di tempat itu, tetapi tak membawa perubahan dalam kehidupan Sarju, khususnya dari sisi ekonomi.
Sarju tinggal bersama salah satu cucunya memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani sayuran. Di halaman rumahnya berjajar rapi tanaman kol, tetapi dalam keadaan layu. Tak ada kendaraan atau perabotan mewah di rumah berbentuk limasan miliknya. Janji-janji para peziarah yang akan memberikan bantuan jika sudah sukses, sepertinya tak terlihat dipenuhi.
"Dulu itu waktu pak Bibit (Bibit Waluyo) mau ndaftar gubernur, pernah janji mau belikan mobil kalau jadi. Tapi sampai sekarang tidak ada mobil," kata Kasi Pembangunan Desa Gondosuli, Amran Guaning Marjuki.Kendati demikian, Mbah Sarju tak pernah mengeluh apalagi meratapi nasibnya. Rezeki yang diberikan Allah S.W.T., saat ini selalu dia syukuri.
"Alhamdulillah, begini saja saya sampun remen (sudah senang) mas," tutup Mbah Sarju.