Melihat Kondisi Rumah Sakit Jakarta yang Penuh Karena Covid-19
Di lorong selebar kurang lebih 3 meter itu, para dokter terpaksa merawat pasien. Rumah sakit penuh. Kasus Covid-19 di DKI Jakarta pecah rekor pada, 18 Juni 2021, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 4.737 orang.
Tempat tidur untuk pasien berjejer di lorong-lorong rumah sakit. Para pasien lengkap dengan infus di tangan terlihat tengah istirahat. Terdapat tabung oksigen setinggi 1,5 meter tak jauh dari tempat tidur mereka.
Di lorong selebar kurang lebih 3 meter itu, para dokter terpaksa merawat pasien. Rumah sakit penuh. Kasus Covid-19 di DKI Jakarta pecah rekor pada, 18 Juni 2021, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 4.737 orang.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
RSUD Koja, Jakarta Utara salah satu fasilitas kesehatan yang mengalami lonjakan pasien. Hingga pasien harus terpaksa dirawat di lorong-lorong rumah sakit.
Sebuah video viral di media sosial menggambarkan betapa penuhnya ruang perawatan di rumah sakit Koja. Video itu diambil pada tanggal 16 Juni 2021. Pasien dirawat berjejer di lorong sempit, hanya berjarak satu meter dari pasien lainnya. Lorong juga penuh dengan alat medis.
Bangsal RS Koja lorong jg dipakai krn RS pemerintah tdk boleh menolak pasien non covid walau alokasi ruangan sementara waktu proporsi lebih banyak untuk pasien covid.
— Capres Abadi (@P3nj3l4j4h_id) June 18, 2021
Yg masih abai dg prokes dan anggap covid tdk ada cb bayangkan kalian masuk RS dg kondisi bgini?!
Mikir cuk! pic.twitter.com/oZs1NiTQfX
Dokter, Andi Khomeini Takdir menceritakan kondisi rumah sakit saat ini. Menurut dia, para manajemen rumah sakit saat ini tengah mencari pasokan cadangan oksigen untuk menghindari kehabisan persediaan.
"Beberapa teman-teman daerah lain menghubungi terkait pasien-pasien desat (desaturasi). Kembali saya ingatkan posisi prone dan napas diafragma. Sebagai backup plan jika IMCU/HCU/ICU mendekati limit dan enggak bisa ditambah lagi. Beberapa mulai memilah pasien. Jadi ya, yang sehat jaga kesehatan," tulis Andi dalam akun Twitternya, @dr_koko28, dikutip merdeka.com, Jumat (18/6).
Kondisi di rumah sakit sendiri sudah sangat memprihatinkan. menurut Andi, satu dokter bisa merawat tiga lantai rumah sakit. Kurang lebih, perkiraannya, ada 150 orang pasien.
"Adek2 GP di RSDC itu puncak pertama 1 dokter untuk 3 lantai. Sekitar 150 pasien. Wave kedua ini? 1 dokter 4 lantai. Saya? Bersama 5 senior SPPD lainnya coba support tower 3,4,5,6,7,8. Udah kayak film battle itu…Ada puluhan lagi TS spesialis Paru, Anestesi, Anak, & Kardio, dll," tulis dia lagi.
Adek2 GP di RSDC itu puncak pertama 1 dokter untuk 3 lantai. Sekitar 150 pasien.
— dr. Andi Khomeini Takdir (@dr_koko28) June 18, 2021
Wave kedua ini? 1 dokter 4 lantai.
Saya? Bersama 5 senior SPPD lainnya coba support tower 3,4,5,6,7,8. Udah kayak film battle itu…Ada puluhan lagi TS spesialis Paru, Anestesi, Anak, & Kardio, dll.
Laporan Penambahan Kasus
Kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 12.990 dari data Kamis (17/6) yang tercatat masih 1.950.276 orang. Sehingga total kumulatif kasus yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu menjadi 1.963.266 orang.
Penambahan 8.189 kasus positif Covid-19 disumbang 31 dari 34 provinsi di Indonesia. Namun, lima provinsi mengontribusi kasus positif Covid-19 tertinggi yakni DKI Jakarta 4.737, sehingga total kumulatifnya menjadi 463.552 orang.
Berikut daftarnya:
Jawa Barat: 2.791 kasus
Jawa Tengah: 1.331 kasus
Jawa Timur: 731 kasus
DI Yogyakarta: 403 kasus
Sumatera Barat: 241 kasus
Riau: 353 kasus
Bangka Belitung: 73 kasus
Papua: 11 kasus
Sumatera Selatan: 135 kasus
Kepulauan Riau: 278 kasus
Sulawesi Selatan: 63 kasus
Kalimantan Timur: 145 kasus
Banten: 249 kasus
Sumatera Utara: 137 kasus
Sulawesi Tenggara: 41 kasus
Aceh: 150 kasus
Lampung: 88 kasus
Sulawesi Tengah: 22 kasus
Papua Barat: 41 kasus
Bali: 95 kasus
Nusa Tenggara Barat: 23 kasus
Sulawesi Utara: 16 kasus
Jambi: 157 kasus
Kalimantan Selatan: 28 kasus
Kalimantan Utara: 53 kasus
Kalimantan Tengah: 119 kasus
Nusa Tenggara Timur: 20 kasus
Maluku Utara: 28 kasus
Maluku: 0 kasus
Sulawesi Barat: 4 kasus
Gorontalo: 28 kasus
Bengkulu: 70 kasus
Kalimantan Barat: 140 kasus.
Baca juga:
Tingkat Kesembuhan Tinggi, Ridwan Kamil Tetap Fokus Kendalikan Lonjakan Kasus
Covid Melonjak Tinggi, Komisi IX Minta Nakes Siap Bertempur dengan Baik
Panglima TNI dan Kapolri Perintahkan Penebalan Pasukan PPKM Mikro di Jatim
18 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Zona Merah
Gedung DPR Perketat Prokes, Jumlah Kehadiran Maksimal 25 Persen