Membanggakan, anak kuli bangunan wakili Indonesia di ajang karate dunia di Spanyol
Sejak usia 7 tahun, Huggies sudah berlatih karate. Konon, kecintaannya pada bela diri muncul dari serial-serial film laga yang ditontonnya. Seperti Bruce Lee, Jetli dan sebagainya.
Cita-cita adalah motor penggerak utama dalam kehidupan, dan tiada prestasi gemilang tanpa proses panjang. Hal ini jualah yang membuat Huggies Yustisio (17), giat berlatih karate hingga akhirnya meraih prestasi nasional. Kini, Huggies tengah mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) untuk persiapan menjajal ajang World Karate Federation (WKF) di Barcelona Spanyol pada 25-29 Oktober 2017 mendatang.
Sejak usia 7 tahun, Huggies sudah berlatih karate. Konon, kecintaannya pada bela diri muncul dari serial-serial film laga yang ditontonnya. Seperti Bruce Lee, Jetli dan sebagainya.
"Bela diri mereka kungfu, tapi karate juga sering disebut-sebut bela diri hebat. Makanya saya tertarik," kata putra asli Halaban, Jorong Subarang, Nagari Koto Baru, Kabupaten Solok, Sumatera Barat melalui pesan singkat WhatsApp, Jumat (13/10).
Putra bungsu dari dua bersaudara itu sudah berlatih karate sejak usia 10 tahun dan kini dia bergabung di Perguruan Karate Institut Karatedo Nasional (Inkanas). Berguru di Inkanas, lanjut dia, tidak hanya tangkas dalam hal bela diri namun menjadikan dirinya pribadi yang disiplin terhadap waktu.
"Latihan keras dengan jadwal tepat waktu menjadi keharusan," kata siswa jurusan IPS di SMAN 1 Kota Solok itu.
Berbagai prestasi telah ditorehkan anak dari pasangan Yusman (50) dan Tanti Maria (46) itu. Mulai dari tingkat daerah hingga kancah Nasional. Dia pernah meraih emas pada Kejurda Federasi Olahraga Karatedo Indonesia (FORKI) di kota Padang. Lalu, mendulang emas pada Porprov tahun 2016 lalu, meraih emas dari Kejurnas Panglima TNI 2017. Kemudian, medali perak dalam kejuaraan Inkanas di Cibubur tahun 2010 silam.
"Saya bertanding di kelas min-68 Kg junior," katanya.
Prestasi-prestasi itu pula yang memuluskan jalur pendidikan Huggeis hingga lolos di SMAN 1 Solok melalui jalur prestasi. Bahkan, penghasilannya dari hadiah jawara yang diperolehnya, mampu meringankan beban orangtua. Apalagi, ayahnya hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Kadang-kadang kuli bangunan, kadang mengojek dan sebagainya. Sedangkan ibunya, membantu ekonomi keluarga dengan berjualan dari rumah ke rumah.
"Setidaknya, saya sudah bisa cari uang jajan dari karate. Ada juga yang ditabung dan saya berikan pada orangtua," bebernya.
Kini, peraih emas pada Popnas 2017 itu, tengah mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan dunia yang akan digelar di Barcelona, Spanyol. Namun, capaian tersebut tidak serta-merta membuatnya berpuas diri. Justru sebaliknya, membuat Huggies kian bertekad untuk memberikan yang terbaik untuk Sumbar dan Indonesia secara umum.
"Doakan saya tampil prima dan pulang dengan medali," kata Huggies yang bercita-cita ingin masuk Akpol itu.
Ketua Majelis Sabuk Hitam Inkanas Sumbar, Efriadi mengatakan, pada kejuaraan karate tingkat dunia di Barcelona nanti, Indonesia mengirimkan 18 orang karateka, dan Huggies Yustisio termasuk dari satu yang akan dikirim. Hal ini merupakan suatu raihan prestasi gemilang untuk karateka Sumbar.
"Kita tentu bangga sekali, atlit kita bertarung di kancah dunia," terang Efriadi yang juga rutin melatih di Solok itu.
Menurutnya, salah satu cara membangkitkan semangat karateka Sumbar di kancah Nasional adalah dengan memberikan sugesti, tidak ada lawan yang sempurna. Serta, meningkatkan keyakinan, jika atlet karate sama-sama manusia.
"Dulu, setiap bertemu lawan dari Jabar, DKI, Sumut, karateka selalu gentar. Kini, Huggies membuktikannya dan berhasil menumbangkannya hingga menjadi wakil Indonesia," terang Efriadi.
Soal biaya keberangkatan, kata Efriadi, seluruhnya ditanggung oleh PB FORKI. Keberangkatan Huggies juga mendapat support dari Gubernur Sumbar.
"Kita mengapresiasi respons cepat pak Gubernur yang sangat peduli terhadap masa depan atlet," terangnya lagi.
Ketua Umum Inkanas yang juga Gubernru Sumbar, Irwan Prayitno, mengapresiasi langkah Huggies mewakili Indonesia mengikuti ajang karate kelas dunia. Dia menilai bahwa capaian ini merupakan hasil dari pemanduan bakat olahraga atau talent scouting yang dilakukan untuk seluruh Kabupaten/Kota di Sumbar.
"Ini sejarah. Pertama kali, atlet Inkanas Sumbar masuk timnas karate Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Karate WKF di Barcelona Spanyol. Ini membanggakan dan kita harap Huggies bisa mengharumkan nama Indonesia dan Inkanas Sumbar di ajang tersebut," kata Irwan.
"Mudah-mudahan Huggies ini memberikan motivasi pada para pelatih untuk lebih giat dan memunculkan karateka berkelas nasional lainnya," katanya.
Baca juga:
Kreativitas warga sungai Sinre'jala sulap eceng gondok jadi kerajinan tangan
Kisah Tukidjo, menjabat ketua RT selama setengah abad di Yogyakarta
Mendengar cerita bahagia orangtua Grandprix, Doktor termuda RI di Desa Tarus
Aksi jurnalis Meksiko jualan kue demi bantu korban gempa
Keprihatinan anak pemulung Sampah bioskop di Banyumas
Dari mencangkul di sawah, Kakek Kurtubi berangkat naik haji
Kisah Mak Imik raih berkah di malam 1 Muharram
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Apa yang terjadi di Kota Padang? Hujan deras melanda sebagian besar kawasan Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari.
-
Siapa sosok inspiratif yang dijuluki "Raja Mobil Indonesia" dan berasal dari Padang? Masagus Nur Muhammad Hasjim Ning atau bisa dikenal dengan Hasjim Ning merupakan sosok konglomerat asal Nipah, Kota Padang, Sumatera Barat yang cukup berpengaruh di bidang perekonomian sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.