Menag Yaqut: Banyak Orang Terpapar Radikalisme Dari Media Sosial
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, banyak orang yang terpapar paham radikalisme melalui media sosial maupun situs daring.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, banyak orang yang terpapar paham radikalisme melalui media sosial maupun situs daring. Seiring banyaknya informasi keagamaan yang ada di media sosial atau situs daring yang tidak tersaring.
"Saya dapat laporan dan bertemu bahkan dengan mantan napiter (narapidana terorisme), mereka (mengaku) menjadi radikal itu karena berinteraksi dengan orang yang sama-sama terpapar radikal melalui media sosial," katanya dalam agenda temuan survei nasional suara anak muda tentang isu-isu sosial, politik,dan bangsa, Minggu (21/3).
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Kapan Sagil lahir? Mengutip Instagram @majeliskopi, Sabtu (11/5), Sagil diketahui kelahiran Desa Belui pada 7 Juni 2012 lalu.
-
Kapan Mahalini resmi memeluk agama Islam? Yang pasti, Mahalini menjadi mualaf bulan ini setelah acara memapit kemarin," ujarnya.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Kenapa Ayuk Findi Antika meracuni MR? Modus perbuatan pelaku yang telah dinaikkan statusnya dari saksi menjadi tersangka ini adalah untuk mengalihkan perhatian atas kasus pencurian KTP, kartu ATM dan buku rekening milik korban pada pertengahan Desember 2023.
Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat yang selalu berselancar di media sosial. Dia juga membeberkan pada survei Alvara terlihat bahwa anak muda menghabiskan sekitar 7 jam sehari untuk mengakses internet.
"Nah tentu ini berakibat bahwa perilaku mereka, di media sosial ini bagaimana informasi keagamaan tidak terfilter dengan baik," bebernya.
Kebijakan perlu diambil untuk meminimalisasi perilaku radikal dan intoleran.
"Kebijakan perilaku sudah seharusnya diarahkan transformasi digital, ini tidak ada pilihan lain, sebelumnya, kemenag lebih melakukan transformasi digital untuk syiar-syiar begini," katanya.
Baca juga:
Kapolri Sigit Gandeng Pemuda Masjid Lawan Radikalisme dan Intoleransi
Survei Indikator: 49,4% Anak Muda Desak Persoalan Radikalisme Segera Ditangani
'Kedepankan Prinsip Persaudaraan dan Jaga Kepentingan Bersama'
Mengingatkan Generasi Muda Tak Mudah Termakan Hoaks, Jaga Persaudaraan
Waspadai Radikalisme Negatif, Tumbuhkan Rasa Sayang Sesama Umat Beragama