Menengok pengeboran terowongan MRT
Pengerjaan proyek kereta bawah tanah ini masih dalam tahap pertama pengeboran terowongan (tunnel).
Pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) sampai saat ini masih terus dikebut. Pengerjaan proyek kereta bawah tanah ini masih dalam tahap pertama pengeboran terowongan (tunnel).
Proses pengeboran terowongan (tunnel) ini menggunakan Tunnel Boring Machine (TBM) atau bor raksasa bernama Antareja ini memiliki diameter 6,7 meter dan total panjang ± 43 meter. Bobot secara keseluruhan mesin ini, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars) mencapai ± 323 ton.
Ada empat mesin yang akan dipergunakan oleh PT MRT Jakarta untuk membangun subway. Mesin bor 'Antareja' ini akan dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan 105 (Senayan-Setiabudi), yaitu SOW Joint Venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.
Mesin bor ini menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia yang diproduksi perusahaan Jepang, Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC). Sementara itu, mesin bor kedua dan ketiga masih dalam proses perakitan. Kedua mesin ini akan segera beroperasi untuk melanjutkan tahapan pembangunan terowongan MRT.
Lalu bagaimana, proses pengeboran saat musim penghujan seperti sekarang ini? Ditemui wartawan Merdeka.com, Raynaldo Ghiffari Lubabah, dan juru foto, Arie Basuki, serta kru video, Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman, di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (6/1), Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Dono Boestami menjelaskan proses pengeboran terowongan proyek MRT di saat musim hujan.
Menurut Dono, kondisi genangan dan banjir di Jakarta, bukan jadi persoalan bagi proses konstruksi ruang bawah tanah MRT. Dia menyatakan meskipun hujan, stasiun bawah tanah akan tetap kering.
"Seperti diketahui meskipun musim hujan tetap kering jadi nanti kalo mengunjungi semua seluruh wilayah stasiun bawah tanah kita kondisinya seperti ini, kering," kata Dono.
Hal tersebut, katanya, pihak PT MRT telah mempersiapkan konstruksi drainase dan dinding-dinding stasiun bawah tanah dengan sangat baik. Menurutnya, dinding beton stasiun tersebut memiliki pondasi yang kedap air.
"Ada semua, jadi kita untuk air jadi untuk drainase sudah dipersiapkan, kita lihat dinding-dinding ini juga tidak ada rembesan ya relatif kering bisa kita katakan memang didesak mulai dari stasiun dan tunnelnya sendiri kedap air," jelasnya.
Lebih lanjut, Dono mengklaim stasiun bawah tanah yang dibangun pihaknya tidak akan ada rembesan air hujan atau banjir karena menggunakan dinding modern yang anti air, sehingga dapat menahan tekanan air yang besar.
"Kita memang dibuat dari awal kedap air dan ini bukan menggunakan konvensional water proving, jadi waktu kita ngecor tembok ini kurang lebih 4-6 meter, itu sudah dapat menahan tekanan air ," ujar Dono.
Baca juga:
Melihat lebih dekat pembangunan stasiun MRT di Dukuh Atas
Mengenal Antareja, tumbal perang Bharatayuda dan proyek MRT
Melihat lebih dekat mata mesin bor proyek MRT
Jokowi tinjau bor Antareja MRT tembus tanah Jakarta
Pastikan proyek jalan terus, Jokowi pantau terus proyek MRT
Didampingi Menhub, Presiden Jokowi tinjau proyek MRT di Senayan
Mengintip proyek MRT Thailand yang dibangun di bawah sungai
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Kapan MRT mulai dibangun? Tahukah Anda jika MRT sebenarnya sudah dirintis sejak era Orde Baru, yakni tahun 1985.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Siapa yang membangun MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Berdasarkan data yang dirilis PT MRT pembangunan MRT CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta mencapai 80,75 persen.
-
Apa solusi yang diusulkan Jokowi untuk menutup kerugian MRT dan LRT? Jokowi menilai sistem jalan berbayar elektronik atau "electronic road pricing" (ERP) dapat menjadi sumber penerimaan daerah yang dapat menutup kerugian tersebut."Akhirnya ketemu ditutup dari ERP atau electronic road pricing. Ketemu, ya sudah, diputuskan dan saya putuskan. Dan itu keputusan politik, bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp800 miliar itu adalah memang adalah kewajiban. Karena itu pelayanan, bukan perusahaan untung dan rugi," kata Jokowi.
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.