Mengagumkan, Bripka Polri bisa pimpin kolonel dan jenderal PBB
Jenderal wanita dari Angkatan Darat Inggris sampai kagum dengan cara Bripka Anra tangani pendemo.
Para pengungsi menggelar demonstrasi besar-besaran di Darfur, Sudan Selatan. Seorang anggota UN Police berpangkat Kolonel dari Jerman memerintah tangkap, lalu jebloskan para pendemo ke rumah tahanan.
Tetapi seorang Brigadir Polisi dengan berani menolak itu. Dia memiliki cara lebih manusiawi menangani massa, yaitu dengan membuka komunikasi untuk menemukan jalan keluar.
Polisi itu adalah Anra Nosa, anggota Bintara Kepolisian Daerah (Polda) Riau berpangkat Brigadir Polisi Kepala (Bripka). Anra diberangkatkan ke Sudan Selatan sekitar 2014 lalu untuk mewakili Indonesia menjadi Polisi perdamaian PBB.
"Awal bertugas langsung ada unjuk rasa besar dari pengungsi Sudan," ungkap Anra dilansir dari Facebook Humas Polri, Jumat (4/3).
Menurut Anra, menyelesaikan inti permasalahan (problem solved) tanpa kekerasan membuat pengunjuk rasa dapat menerima kebijakan dengan baik. Artinya, tidak perlu ada pihak yang disakiti.
"Mereka itu ingin diwadahi ke WFP (Worl Food Suplemen, Organisasi PBB yang menangani soal makan pengungsi)," ujar Anra yang bergaji $2.550 USD dari UN Police.
Rupa-rupanya, cara penyelesaian Anra yang humanis itulah yang membuat aksinya terdengar hingga ke atas. Tak lama setelah unjuk rasa itu, Anra dipanggil oleh Senior Representatif Secretary General (SRSG) yang dipimpin seorang Jenderal wanita dari Angkatan Darat Inggris.
Anra dianggap punya kecakapan yang cukup untuk mengemban jabatan sebagai team leader UN Police. Meski berpangkat Bripka, pria berumur 33 tahun tersebut sudah diangkat menjadi team leader di United Nation Police (polisi PBB).
Selaku team leader di United Nation (UN) Police, Anra punya anggota tim yang pangkatnya justru jauh lebih tinggi ketimbang dirinya. Tercatat, Anra membawahi 35 orang anggota, di mana ada yang berpangkat Jenderal, belasan personel lainnya berpangkat Kolonel dan Letnan Kolonel di negara masing-masing.
"Awalnya cukup berat, karena saat itu saya pergi ke Sudan meninggalkan istri yang sedang hamil muda. Ini tantangan lain," kata Anra.
Sebelum menjadi tim leader UN Police, Anra sempat bertugas sebagai penyidik di
Reserse Kriminal Polda Riau. Kemudian pria tegap ini ikut seleksi menjadi UN Police yang diumumkan Mabes Polri, dengan tempat penugasan di Darfur, Sudan Selatan. Ketika itu, ada ribuan anggota Polri (termasuk Anra) yang turut mendaftar.
Dengan proses seleksi ketat, terpilihlah 15 polisi terbaik (dari total ribuan) se-Indonesia, termasuk di dalamnya tercatat nama Anra. Kini, Anra sukses mengharumkan nama Polri dikancah dunia.