Mengenal Lebih Dekat Boru Batak yang Berprofesi Sebagai Hakim di Amerika Serikat
Marissa memiliki darah Indonesia dari ayahnya. Sementara ibunya keturunan Tionghoa asal Thailand.
Banyak sekali anak muda Indonesia yang mengharumkan Tanah Air di kancah dunia. Salah satunya Marissa Hutabarat. Siapa dia?
Mengenal Lebih Dekat Boru Batak yang Berprofesi Sebagai Hakim di Amerika Serikat
Hakim Perdata di Pengadilan AS
Nama Marissa Hutabarat kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Sosoknya dipuji karena profesi yang digelutinya saat ini.
Marissa adalah salah satu diaspora Indonesia yang prestasinya di kancah Internasional cukup membanggakan. Wanita berambut panjang itu kini menjabat sebagai hakim perdata di Amerika Serikat.
Marissa memiliki darah Indonesia dari ayahnya. Sementara ibunya keturunan Tionghoa asal Thailand.
- Ada Misi Khusus, China Kembangkan Pesawat Lipat untuk Meluncur ke Mars
- Jadi Tentara di Amerika, Begini Kabar Terbaru Kristania Miss Indonesia 2006 yang Lama Tak Terdengar
- Ditanya Kondisi Negara saat Wawancara, Jawaban Istri Penguasa Indonesia Ini Langsung Bikin Wartawan Amerika Diam Seribu Bahasa
- Jadi Hakim di Amerika, Ini Sosok Marissa Hutabarat Wanita Keturunan Batak
Marissa terpilih menjadi hakim di pengadilan perdata (First City Court) kota New Orleans, Louisiana, Amerika, melalui pemilu lokal pada 15 Agustus 2020.
Latar Belakang Marissa
Marissa sebelumnya mengambil gelar S1 Psikologi di DePaul University, Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Loyola University dan lulus pada 2010.
Melihat website pribadi milik Marissa, sebelum menjadi hakim, dia pernah bekerja sebagai pengacara mitra di firma hukum Glago Williams, LLC.
Fokusnya menangani kasus litigasi perdata, termasuk kasus kerugian yang seseorang akibat kecelakaan, kelalaian dalam praktik medis, dan perselisihan asuransi.
Dalam sejumlah penelusuran yang dilakukan merdeka.com, lewat keahliannya ini, Marissa memberikan bantuan kepada orang-orang yang tinggal di Amerika dan menjadi korban diskriminasi.
Marissa juga pernah aktif di Dewan Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba untuk wilayah Greater New Orleans (CADA).
Di sana, Marissa bertugas memberdayakan masyarakat agar dapat membentuk masa depan yang aman dan sehat tanpa pengaruh narkoba.
Ragam prestasi Marissa membuatnya banyak dipuji.
Marissa lahir dan besar di Amerika Serikat. Namun demikian, dia mengaku tetap mempelajari nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Bahkan, Marissa mengaku bangga Indonesia mengalir di darahnya.
Masa kecilnya pun sering dihabiskan bersama opung (nenek), sebab kedua orang tuanya bekerja. Memiliki darah Batak, Marissa mengaku pernah diajarkan bahasa Batak oleh opungnya. Tak hanya bahasa, ia juga ditanamkan nilai-nilai untuk menghargai sesama tanpa memandang latar belakang seseorang.