Menguak Kejadian Sebenarnya Antara Brigadir J & Putri Candrawathi di Rumah Magelang
Satu per satu terdakwa membeberkan apa yang diketahui mereka atas kejadian di Magelang pada 7 Juli 2022 lalu.
Peristiwa di Magelang menjadi pemicu emosi eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo sehingga menyusun skenario pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Akan tetapi, peristiwa sesungguhnya yang terjadi di rumah Sambo di Magelang belum terang benderang.
Selama sidang kasus pembunuhan Brigadir J bergulir, muncul kesaksian soal adanya dugaan pelecehan seksual yang dilaukan Brigadir J kepada istri Sambo, Putri Candrawathi. Keterangan itu juga disampaikan Putri dan Sambo di hadapan hakim.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Apa yang dilakukan Fadil Jaidi bersama Rafathar dan Rayyanza? Fadil Jaidi memandang Rafathar dan Rayyanza seperti adik sendiri, dan momen kebersamaan mereka tak luput dari sorotan penuh kasih netizen.
-
Kenapa Fadil Jaidi dekat dengan Rafathar dan Rayyanza? Terlibat dalam proyek bersama Raffi Ahmad dan Nagita Slavina membuat Fadil Jaidi dekat dengan Rafathar dan Rayyanza, menciptakan ikatan keluarga yang kuat.
-
Di mana Bripda Indria Larasati bertugas? Bripda Indria Larasati bertugas di Satuan Reserse Narkoba Polres Pelalawan, Polda Riau.
-
Siapa yang melamar Jharna Bhagwani? Nah, ada nih cowok keren namanya Husen Nasimov, dia terkenal banget sebagai YouTuber. Nah, pas dia lagi ngelamar, semua temen dan fans Jharna langsung ngucapin selamat deh. Seru banget!
-
Siapa yang hadir di pengajian Jharna Bhagwani? Semua anggota keluarga hadir di pengajian ini.
Satu per satu terdakwa membeberkan apa yang diketahui mereka atas kejadian di Magelang pada 7 Juli 2022 lalu. Atau satu hari sebelum Brigadir J ditembak di rumah dinas Sambo, Kompleks Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Salah satu terdakwa, Bharada E pun telah membeberkan apa yang diketahuinya atas kejadian di Magelang. Dia mengaku tak tahu apa yang terjadi di Magelang dan malah merasa jengkel karena tak ada yang memberi tahunya.
"Saya bilang turun ke bawah dulu Om, karena saya lihat masih emosi saya coba tenangkan dulu, kasih minum, kasih rokok, mungkin sudah habis beberapa batang (rokok), sudah cukup tenang, saya tanya ada apa om. Om Kuat bilang ke saya udah om enggak usah tahu dulu, saya agak jengkel juga nanya tapi enggak dikasih tahu," kata Bharada E saat di sidang PN Jakarta Selatan, Selasa (13/12).
Saat itu, dia mengaku berada di luar rumah untuk mengantar anak Putri ke sekolah bersama Ricky Rizal alias Bripka RR. Bharada E hanya ditelepon Putri untuk pulang usai kejadian.
Saat tiba di rumah tidak ada yang memberitahukan atas apa yang terjadi. Termasuk Brigadir J yang saat itu kena marah Kuat Maruf. Sontak, dia mewanti-wanti agar tak melibatkan dirinya jika terjadi hal yang tak diinginkan.
"Saya masuk pas di kamarnya Om Kuat ada Susi sedang menangis, terus saya tanya kenapa Sus? Dia diam saja, terus Susi buat status pakai foto dirinya," katanya.
Kesaksian Bripka RR
Kesaksian lain disampaikan Bripka RR. Bripka RR mengaku baru balik bersama Bharada E usai ditelepon Putri untuk segera pulang ke rumah. Hal itu senada dengan apa yang disampaikan Bharada E soal antar anak Putri sekolah.
"Sampai kediaman saya masuk tidak ada orang di lantai bawah dan saya langsung naik ke lantai atas yang mulia. Di lantai 2 itu saya melihat Susi ada di depan tangga itu duduk menangis," kata Bripka RR.
"Dan terus ketemu Om Kuat di depan pintu kamar terus saya tanyakan 'ada apa Om' terus Om Kuat sampaikan kalau tadi lihat Yosua turun tangga dengan ragu-ragu dan sempat halau dan kejar Yosua dengan pisau. Terus Om kuat terus bilang lihat ibu-ibu, saya langsung masuk kamar lihat ibu," tambah Bripka RR.
Bripka RR melihat Kuat memegang pisau dibawa untuk mengejar Brigadir J. Ketika itu, Bripka RR datang dan menanyakan kepada Putri soal kejadian yang sebenarnya terjadi di dalam kamar.
"Saya tanya ibu jawabnya 'Yosua di mana dek', karena sepengetahuan saya ibu mencari Yosua 'siap bu saya turun ke bawah'. Saya cari bagian belakang laundry, ruang dapur, tamu, tidak ada. saya tanya ke Susi lihat Yosua atau enggak jawab 'enggak'. Kemudian saya ke garasi, lihat Kuat dan Richard saya tanya juga lihat atau enggak terus 'enggak bang'," terang Bripka RR.
Bripka RR melihat Brigadir J tengah berada di depan rumah tetangga kala itu. Dia menghampiri untuk mengajaknya bertemu Putri sesuai perintahnya.
"Saya tanyakan ada apa yos. 'Enggak tau bang, Kuat tiba-tiba marah kepada saya'. terus ada apa, 'ya enggak tahu bang'. 'Sudah kamu dicari ibu enggak mau saya enggak mau'. Dia enggak mau, kan itu sambil jalan. Di garasi itu ada pembatas antara rumah dengan sebelahnya saya tinggal di situ," ucap Bripka RR sambil tirukan percakapan Brigadir J.
"Saya ke depan lagi dia berdiri menghampiri saya saya tanya, 'enggak tahu bang kenapa itu Kuat marah dengan saya'. 'Yaudah lah kamu dicari sama ibu', diam gitu yang mulia terus baru mau masuk," tambah Bripka RR.
Selanjutnya, Bripka RR mengantar Brigadir J bertemu dengan Putri. Terlihat Brigadir J sempat duduk di bawah dengan Putri yang ada di atas kasur, lalu dirinya tetap berada di posisi depan pintu.
"Apa yang saudara dengar?" tanya hakim.
"Saya lihat nengok-nengok terus ada gerakan dari ibu yang memanggil saya. terus masuk, meminta izin untuk turun bersama Yosua. Yosua seperti elap-elap (mata) di tangga saya tanyakan lagi ada apa sih Yos enggak apa-apa bang," kata Bripka RR.
"Saat turun saya bilang, senjata saya amankan ya bang, 'iya enggak apa-apa'," sambung Bripka RR sambil tirukan jawaban Brigadir J soal amankan senjata.
Kuat Maruf Lihat Putri 'Acak-Acakan'
Sedangkan, Kuat Maruf mengungkap kejadian di rumah Magelang, Jawa Tengah pada Kamis (7/7) lalu. Saat dia melihat Brigadir J turun tangga dari lantai atas rumah secara mencurigakan.
Aksi Brigadir J mengundang pertanyaan dari Kuat, lalu menegurnya dengan menggedor kaca. Dengan maksud mengagetkan Brigadir J namun malah lari, tanpa mengetahui apa yang terjadi saat itu.
"Kaca teras saya gedor niat saya ngagetin malah lari," ucap Kuat.
Barulah ketika melihat Brigadir J lari akibat gedoran kaca, Kuat mendengar Susi asisten rumah tangga (ART) memanggil dirinya untuk keatas dan melihat jika kondisi Putri Candrawathi sudah berantakan tergeletak di lantai.
"Pada saat kamu masuk kedalam kamar, pada saat masuk posisi terdakwa sudah tergeletak?" tanya JPU.
"Betul di lantai," ucap Kuat.
"Posisi tergeletak itu gimana? Tergeletak, rambutnya tuh gimana? Kelihatan nggak?" tanya JPU kembali memastikan.
"Ya kelihatan," ujar Kuat.
"Rapi atau acak-acakan?" timpal JPU.
"Acak-acakan," ungkap Kuat.
"Sudah pakai baju waktu itu?" tanya kembali JPU.
"Baju (sudah)," singkat Kuat
Selain kondisi Putri, Kuat juga menjelaskan jika kondisi kamar saat itu berantakan seperti sprei kasus yang sudah tersikap atau terbuka tidak rapi seperti sedia kala.
"Keadaan tempat tidur bagaimana?" tanya JPU.
"Pada saat itu berantakan," ucap Kuat.
"Berantakan seperti apa?" tanya kembali JPU.
"Ada seprei pada ketarik bantalnya tidak sesuai tempatnya," kata Kuat
"Oh seperti kalau orang tidur terbuka gitu?" timpal JPU.
"Betul," singkat Kuat membenarkan.
Kejadian ini yang sontak membuat Kuat mengambil pisau lantas mengejar Brigadir J. Keterangan itu sempat senada dengan apa yang disampai Bripka RR soal Kuat membawa pisau saat di Magelang.
Pengakuan Putri Soal Diperkosa
Sementara Putri Candrawathi mengaku diperkosa Brigadir J. Pengakuan itu sebagai respons atas pertanyaan hakim mengenai pemakaman Yosua yang disertai dengan penghormatan.
Selain itu, kata Putri, Brigadir J melakukan pengancaman dan kekerasan seksual. Bahkan, Putri menyebut Yosua membanting dirinya sampai tiga kali kejadian itu terjadi pada 7 Juli 2022 di Magelang, Jawa Tengah.
"Mohon maaf yang mulia, mohon izin yang terjadi memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman, dan penganiayaan membanting saya tiga kali ke bawah itu yang memang benar-benar terjadi," jelas Putri saat sidang.
Sambil terisak di hadapan majelis hakim, Putri mengklaim Brigadir J telah memperkosa dan mengancam dirinya. Ia pun mempertanyakan alasan Polri akhirnya menyelenggarakan upacara pemakaman penghormatan untuk Brigadir J.
"Mungkin ditanyakan ke institusi Polri kenapa bisa memberikan penghargaan kepada orang yang sudah melakukan pemerkosaan dan penganiayaan serta pengancaman kepada saya selaku Bhayangkari," ujarnya.
Kemarahan Sambo
Ferdy Sambo yang mendapatkan laporan dari Putri langsung naik pitam. Saat kejadian, Sambo sudah berada di Jakarta. Berawal saat dia ditelepon sekitar pukul 23.00 WIB pada Kamis (7/7) lalu. Saat itu, dilaporkan Brigadir J telah kurang ajar terhadapnya.
"Saya kaget karena istri saya menelpon dalam kondisi menangis, Yang Mulia. Istri saya menyampaikan, 'Pah, Yosua berlaku kurang ajar kepada saya. Dia masuk ke kamar'," kata Ferdy Sambo sambil tirukan ucapan laporan Putri kala itu, ketika sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (7/12)
Bahkan, Ferdy Sambo menjelaskan ketika mendengar laporan Putri yang sedang berada di Magelang. Dia ingin segera menyusulnya, namun dilarang Putri dan menjelaskan akan kembali ke Jakarta pada Jumat (8/7) esok harinya.
Namun setelah diminta untuk sabar menunggu Putri sampai di Jakarta. Sambo kembali menanyakan maksud dari keterangan soal "kurang ajar" itu ke istrinya.
"Tidak ada hal lain yang disampaikan karena saya sudah sampaikan, 'kurang ajar gimana? Saya jemput kamu ke Magelang'. (Kata Putri) 'jangan Pah, semuanya, saya khawatir nanti terjadi apa-apa di sana'," kata Sambo.
"(Saya bilang) 'sudah, saya kalau gitu saya minta untuk polres untuk datang untuk amanin kamu'. (Dibilang Putri) 'sudah Pah, saya takut, nanti terjadi apa-apa, ada ancaman dari Yosua'," tambah Sambo seraya tirukan percakapan kala itu.
(mdk/ray)