Mengungkap Cerita Pembelian SU-35 untuk TNI AU, Sampai Indonesia Ditekan AS
Sukhoi Su-35 kembali dibeli untuk memperkuat TNI AU. Namun ada tekanan dari AS setelah Indonesia setujui pembelian jet tempur itu dari Rusia:
Indonesia kembali membeli jet tempur dari Rusia. Kali ini salah satu jet tercanggih Sukhoi Su-35 yang akan memperkuat TNI AU. Pembelian jet tempur ini bukan tanpa kendala, Amerika Serikat ternyata sampai menekan Indonesia karena membeli alutsista canggih dari Rusia. Namun Indonesia tak peduli.
"Tetapi pemerintah telah membuat keputusan untuk dirinya sendiri dan ini adalah masalah internal, masalah kepentingan nasional dan keputusan secara alami akan dibuat oleh kami," kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi seperti dikutip media Rusia, Tass.
-
Kapan penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules ke TNI AU? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto. Momen Menarik Kasad Hormat ke Prabowo
-
Apa tujuan utama TNI dalam membebaskan pilot Susi Air? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan bahwa pihak Selandia Baru mendukung langkah TNI dalam melakukan pembebasan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens dari kelompok bersenjata di Nduga, Papua Pegunungan."Sangat mendukung apa yang dilakukan TNI dengan pendekatan soft power," kata Agus seperti dilansir dari Antara, Jumat (14/4).
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Bagaimana strategi TNI dalam membebaskan pilot Susi Air? Pendekatan soft power yang dimaksud Agus adalah dengan dialog yang dilakukan tokoh masyarakat dan beberapa pejabat daerah kepada pihak penyandera, yakni kelompok kriminal bersenjata (KKB).
-
Mengapa TNI memilih pendekatan soft power dalam pembebasan pilot Susi Air? Agus pun tidak menjelaskan secara perinci apa dampak dari pendekatan tersebut hingga saat ini. Dia hanya memastikan akan terus berkoordinasi agar bisa berjalan dengan lancar. Dengan upaya tersebut, Agus juga membuka peluang bagi KKB untuk berkomunikasi kepada pihak mana pun demi pembebasan sandera berdarah Selandia Baru tersebut. "Ya, artinya 'kan mereka dari pihak OPM itu apakah mau kepada pihak kita atau mau langsung kepada pihak Newzeland sendiri. Kalau kita sih ke mana aja silakan," ujarnya.
-
Mengapa TNI AU membutuhkan pesawat nirawak baru? Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).
Dubes Supriyadi mengatakan Rusia dan Indonesia sedang mengerjakan proyek-proyek baru di bidang kerja sama militer dan teknis. Berikut fakta-fakta pembelian Sukhoi Su-35 yang akan digunakan untuk TNI ini:
Berawal dari Larangan Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pernah membuat peraturan tentang larangan negara Asia membeli alutsista dari Rusia. Jika melanggar, maka negara itu akan dikenakan sanksi.
Peraturan ini ia buat untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin atas aneksasi Semenanjung Crimea terhadap Ukraina yang dilakukan pada 2014, keterlibatan dalam perang di Suriah, serta intervensi dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS 2016.
Indonesia dan Rusia Sudah Setujui Kontrak Pembelian Senjata
Indonesia dan Rusia sudah menyetujui perjanjian tentang pembelian Sukhoi Su-35. Jet tempur itu akan datang tahun ini.
"Anda tahu, ini adalah masalah teknis karena perjanjian telah ditandatangani. Pembicaraannya adalah tentang penerapannya secara teknis karena skema itu sendiri cukup baru bagi kami," kata Dubes Supriyadi.
"Seperti yang Anda tahu, skema ini membayangkan pertukaran beberapa produk untuk produk lain dan saya sangat berharap bahwa itu akan diimplementasikan dalam waktu dekat. Saya berharap ini akan terjadi tahun ini," kata Dubes Supriyadi saat menanggapi pertanyaan tentang pengiriman pesawat tempur Su-35 ke Indonesia akan dimulai.
Kecanggihan Sukhoi Su-35
Mantan Kasau Marsekal TNI (purn) Agus "Dingo" Supriatna menceritakan pengalamannya saat menggunakan Sukhoi Su-35. Menurutnya, jet tempur itu sangat hebat, dan memang didesain untuk perang.
"Kalau Sukhoi kuat, hebat, tapi duduknya enggak nyaman. Sukhoi memang dibuat untuk perang. Kalau Rusia membuat pesawat, ya untuk perang. Nah kenapa saya ngotot Sukhoi-35? Karena satu pesawat saja bisa menangkap enam target. Enam target di darat bisa terkunci sekaligus,"Â kata Agus, dalam buku "Dinggo" Menembus Limit Angkasa, karya Bambang Setiawan dan Budiawan Sidik Arifianto.
Jet Tempur Sukhoi Lebih Murah
Sukhoi Su-35 juga terbilang murah dibandingkan dengan jet tempur buatan AS. Hal ini juga diakui oleh Agus Supriatna.
"Jauh lebih murah Sukhoi-35 dari F-35. F-35 harganya hampir dua kali lipat, mahal sekali. F-15 saja harganya USD 125 juta, apalagi yang F-35. Sementara, Sukhoi-35 hanya USD 107 juta," jelas Agus.