Menhan dan Muhammadiyah sepakat tangkal terorisme dengan bela negara
"Ini membawa nama Islam, padahal Islam tidak begitu," kata Ryamizard.
Muhammadiyah dan Kementerian Pertahanan melakukan kesepakatan pembinaan kesadaran Bela Negara yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kemenhan, Jakarta, Rabu (13/4). Tujuan tersebut untuk menangkal dan mencegah aksi terorisme di Indonesia.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan, saat ini aksi terorisme sudah menjadi ancaman dunia contohnya bom Belgia, bom Thamrin dan lainnya.
"Ini situasi akan berulang terus kalau kita tidak siap sebagai umat Islam, kita harus marah. Ini membawa nama Islam, padahal Islam tidak begitu. Saya sering sampaikan, enggak ada rumusnya dalam Alquran dan hadits bunuh diri kok masuk surga. Perbuatan yang paling enggak disukai Allah, sudah bunuh diri bunuh orang sebanyak-banyaknya, kok masuk surga," kata Ryamizard dalam acara Mou dengan Muhammadiyah di Kemenhan, Jakarta, Rabu (13/4).
Menurutnya, kesadaran Bela Negara sangat penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia. Hal ini juga bagian revolusi mental untuk membangun daya tangkal dalam menghadapi ancaman ketahanan nasional.
"Masalahnya dipikiran, pemikiran-pemikiran ini lah yang harus kita hapus. Tadi sudah disampaikan Pak Haedar, saya rasa dulu ada 5 paham atau ideologi, Liberal, Sosialis, Komunis, Radikal, dan Pancasila. Empat paham itu materialisme bersifat, kebendaan, kekuasaan, nah Pancasila bukan," kata dia.
Sementara di kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, bahwa aksi terorisme telah menjadi musuh bersama termasuk Muhammadiyah. Muhammadiyah yang turut membangun Republik Indonesia, menyatakan penanganan aksi terorisme harus dilakukan secara komprehensif.
"Kami PP Muhammadiyah dan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang hadir sebelum Republik ini hadir dan ikut para tokohnya ada ikut dalam pendirian Republik ini. Dan pasca kemerdekaan kami terlibat dalam membangun bangsa, tentu kesepakatan yang akan kita tandatangani ini merupakan simbol dari proses sejarah yang panjang," kata Haedar.
Baca juga:
Hapus pelonco, calon mahasiswa akan diwajibkan ikut bela negara
Tito sebut Poso bakal dijadikan safe base bagi kelompok teroris
Bentuk Pansus, DPR tak mau terburu-buru selesaikan RUU Terorisme
Hate Speech dan kemiskinan cikal bakal teroris di Indonesia
Cuma butuh 3 menit, eks pimpinan JI rayu pemuda ikut paham radikal
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan Hari Bela Negara diperingati? Setiap 19 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Bela Negara.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Apa ciri khas bacaan sholat Muhammadiyah? Bacaan sholat Muhammadiyah tidak mengandung bacaan tambahan, seperti membaca basmalah sebelum surat Al-Fatihah, membaca qunut pada sholat subuh, dan membaca doa setelah tasyahud akhir.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.