Menhan puji pesawat tanpa awak buatan BPPT
Purnomo menyaksikan uji coba pesawat terbang tanpa awak Wulung PA-5 di Lanud Halim Perdanakusuma.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menghadiri uji coba pesawat terbang tanpa awak di Base Ops TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Purnomo terlihat antusias, tanpa sungkan dia mengecek sendiri kondisi pesawat sambil berbaring layaknya mekanik.
"Lho, ini kok ada namanya Menhan, Kasau," canda purnomo disambut gelak tawa para pengunjung saat mengecek salah satu pesawat tanpa awak Wulung PA-5, Kamis (11/10).
Pantauan merdeka.com sebelum di cek Purnomo, Pesawat Wulung PA-5 sukses uji coba mengudara di sekitaran Lanud Halim.
Riset pembuatan pesawat terbang tanpa awak mulai dikembangkan pada tahun 2002, hasil kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Ditemui di tempat sama, perekayasa pesawat tanpa awak dari BPPT Adrian Zulkifli menjelaskan, total pesawat tanpa awak yang dibuat adalah lima seri dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp 7 miliar.
"Total sekitar Rp 6 sampai 7 miliar, itu lima tipe dibuat dari tahun 2002," kata Adrian kepada wartawan.
Untuk tahap awal, pesawat tanpa awak ditujukan untuk aktivitas pemantauan. Namun tidak menutup kemungkinan kedepan untuk membantu operasional TNI dan polisi.
Pesawat tanpa awak mampu mengudara dan melakukan pemantauan wilayah selama 24 jam nonstop, menggunakan mesin dua tak dengan konsumsi bahan bakar pertamax.
Namun kelemahan yang mendasar dari pesawat tanpa awak adalah suara gas buang yang masih bising. "Ke depan sistem pembuangannya akan kami redam," terangnya.
Kelima jenis pesawat tanpa awak tersebut adalah pesawat udara nir awak (Puna) Sriti, Puna Alap-alap, Puna Pelatuk, Puna Gagak, dan Puna Ulung.