Menikah di bulan haji, antara kebetulan dan kesengajaan
"Saya sih enggak ada hitung-hitungan tanggal. Karena menurut saya, semua tanggal itu baik kok."
Bulan Dzulhijjah atau bulan haji menjadi bulan primadona bagi pasangan muda mudi yang akan melangsungkan pernikahan. Sebagian masyarakat Indonesia terutama suku Jawa meyakini bulan haji adalah saat yang baik untuk menikah atau khitan.
Menurut salah seorang calon mempelai, Didi, menikah di bulan haji adalah kesengajaan yang memang diharapkan menjadi hari yang baik dan berkah untuk menggelar pesta nikah.
"Saya menikah di bulan ini memang salah satu sebabnya karena ini bulan haji. Bulan yang memang dianggap baik," Kata Didi, salah seorang calon pengantin saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (25/9).
Selain berdasarkan hari baik karena bulan haji, Didi yang akan menikah hari ini, Minggu (27/9) juga menjelaskan bahwa pemilihan tanggal dan bulan tersebut karena adanya perhitungan yang matang dari keluarga calon istrinya.
Selain Didi, Ronald yang juga akan menikah di bulan dan hari yang sama dengan Didi mengungkapkan bahwa pernikahan yang akan dilangsungkan ini merupakan adat bagi keluarga calon istrinya.
"Keluarga dari calon istri saya mempunyai suatu adat dan keyakinan bahwa sebisa mungkin harus menikah di bulan Islam seperti di bulan haji ini. Sebab bulan Islam mengandung unsur baik, sehingga diharapkan hubungan nantinya berjalan dengan baik pula," paparnya.
Lain halnya dengan Didi dan Ronald, Eko yang juga akan melangsungkan pernikahan menuturkan pemilihan waktu nikah yang berdekatan dengan bulan haji ini hanya kebetulan saja.
"Saya sih enggak ada hitung-hitungan tanggal. Karena menurut saya, semua tanggal itu baik kok. Memang kebetulan saja pernikahan nanti jatuhnya setelah lebaran haji. Ya semoga saja semua berjalan baik. Karena insya Allah semua hari itu baik untuk menikah," tutupnya.