Meninggal di pengungsian, pegawai BPS Karangasem diduga kena serangan jantung
Selama dalam pengungsian, pria kelahiran Maubara Timor Timur itu bolak balik dari Dalung ke tempatnya bekerja di Karangasem pada 25 sampai 28 September 2017. Sebelum meninggal, korban bahkan sempat mengeluhkan badan pegal-pegal dan kecapekan. Saat ini jenazah almarhum berada di RSAD Sudirman Denpasar.
Pasca ditetapkannya status Gunung Agung menjadi awas, terhitung sudah lima orang pengungsi dikabarkan meninggal dunia karena sakit. Bahkan Jumat (29/9) malam, dua orang pengungsi dilaporkan meninggal.
Salah satu yang meninggal adalah Francisco Munes Dos Santos (48) asal Timor yang merupakan pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karangasem. Dia menghembuskan napas di pengungsian di Denpasar. Informasi yang berkembang, pria berstatus PNS ini meninggal akibat serangan jantung.
Selama dalam pengungsian, pria kelahiran Maubara Timor Timur itu bolak balik dari Dalung ke tempatnya bekerja di Karangasem pada 25 sampai 28 September 2017. Sebelum meninggal, korban bahkan sempat mengeluhkan badan pegal-pegal dan kecapekan. Saat ini jenazah almarhum berada di RSAD Sudirman Denpasar.
Selain itu, kabar duka juga datang dari posko pengungsian di kabupaten Bangli. Salah seorang pengungsi asal Nongan, Rendang Karangsem, I Gusti Agung Made Dudun (78) meninggal. Kini jenazah dibawa pulang ke desa asal untuk dilaksanakan upacara pengabenan.
Saat akan dibawa pulang, pihak keluarga sempat diingatkan agar dititipkan di ruang instalasi pemulasaraan jenasah RSUD Bangli. Karena wilayah kawasan pelaksanaan upacara pengabenan masuk dalam zona radius daerah rawan.
Kasubag Hukum, Humas dan Pemasaran RSUD Bangli, I Nyoman Purnamawati mengatakan, pasien sampai di ruang IGD RSUD Bangli sekitar pukul 17.30 WITA. Korban diantar oleh petugas dari Puskesmas Rendang dengan diagnose penyakit pneumonia Unspecified (sesak nafas).
"Pasien meninggal sekitar pukul 20.30 WITA setelah sempat ditangani tim medis. Pasien tiba sudah dalam kondisi kritis alami pneumonia Unspecified," ungkapnya.
Sedangkan saat ini suda ada 24 pasien dari pengungsi menjalani rawat inap. Dan dari jumlah itu, enam diantaranya sudah diperbolehkan pulang ke pengungsian karena kondisi mulai membaik.
Purnamawati mengaku, untuk masalah biaya selama menjalani rawat inap, pasien ada yang mengantongi Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan ada pula pasien yang tidak membawa atau belum memiliki JKN /KIS.
"Prioritas utama kita adalah bagaimana melayani mereka dengan cepat untuk masalah berkaitan dengan pembiayaan itu urusan di belakang," jelasnya.
Dari catatan Merdeka.com, sejak ada pengungsian, sudah lima warga meninggal. Berikut catatannya.
1. Francisco Munes Dos Santos (48) diduga serangan jantung, asal Timor, PNS BPS Kaeangasem.
2. I Gusti Agung Made Dudun (78) diagnose penyakit pneumonia Unspecified ( sesak nafas), asal Desa Besakih Rendang, tani.
3. Afsah (47) kanker Rahim, pengungsi asal dusun Kecicang, kecamatan Bebandem, Karangasem, petani.
4. Nengah Arianta (90) steuck akut, asal desa Pring Sari kesamatan Selat, Karangasem,Tani.
5. Ni Komang Ringih (94) asal kota Amlapura, Karangasem.