Menkes Budi: Kita Sedang Finalisasi Vaksin Covid-19 dengan Pfizer
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap, Indonesia telah mengantongi 270 juta dosis vaksin Covid-19 dari kebutuhan sebanyak 426 juta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap, Indonesia tengah memfinalisasi kontrak dengan perusahaan Pfizer untuk mendapatkan 50 juta vaksin Covid-19. Hal tersebut untuk memenuhi target 329 juta dosis.
Selain vaksin Sinovac yang sudah tiba, Indonesia telah mengantongi kontrak dengan Novavax sebanyak 50 juta dosis, AstraZanecaa 50 juta, dan Covax/GAVI 54 juta.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kenapa Kemenkes memvaksinasi monkeypox? Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko
-
Siapa yang membutuhkan vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Bagaimana vaksin polio memberikan kekebalan terhadap virus? Vaksin bekerja dengan memperkenalkan virus yang dilemahkan atau sudah mati ke dalam tubuh manusia. Dalam respons terhadap vaksinasi tersebut, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus polio.
-
Siapa yang memimpin lembaga Parc Vaccinogene dan meneliti vaksin untuk kesehatan masyarakat di masa Hindia Belanda? Dari sana lahirlah sebuah lembaga bernama Parc Vaccinogene yang dipimpin oleh Eilerts de Haan.
"Indonesia sekarang posisinya kontrak yang pasti ada sekitar 270 juta dosis dari kebutuhan 426 juta dosis. Kita sedang melakukan finalisasi dengan Pfizer untuk melengkapi kontrak yang pasti 329 juta dosis," ujar Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (12/1).
Pemerintah juga mengupayakan memenuhi kebutuhan vaksin itu dari organisasi multilateral WHO Covax/GAVI. Budi mengatakan, vaksin tersebut berbayar sehingga pemerintah bisa mengurangi kontrak dengan penyedia vaksin berbayar. Covax/GAVI bisa menyediakan 108 juta dosis.
"Kalau kita tidak dapat, kita akan ambil yang berbayar. Angka dari Covax/GAVI angka sekarang adalah 54 juta sampai dua hari lalu kita masih bicara dengan mereka dan ada kemungkinan mereka bisa menaikkan sampai 108 juta," jelas Budi.
Sehingga untuk saat ini, Indonesia bisa mendapatkan 663 juta dosis vaksin Covid-19. Lebih dari kebutuhan untuk saat ini.
"Total yang kontrak dan opsi yang sudah ada di meja sekarang yaitu sekitar 663 juta, sedikit lebih dari yang dibutuhkan seluruh masyarakat Indonesia," kata Budi.
Budi menjelaskan, kebutuhan vaksinasi untuk 15 bulan adalah 426 juta dosis. Masalahnya bukan dari kemampuan untuk melakukan vaksinasi tetapi dari produksi vaksin.
Menurut Budi, angka 426 juta kebutuhan vaksin itu diambil dari data jumlah penduduk berusia di atas 18 tahun yang bukan ibu hamil, penderita komorbid berat, atau pernah terpapar Covid-19. Serta dengan pertimbangan asumsi efikasi vaksin 60 persen.
"Sehingga target vaksinasinya 181,5 juta orang. Masing-masing membutuhkan dua dosis, kami memasukkan buffer 15 persen. Kami memakai asumsi efikasi rate 60 persen, untuk bisa keluar dengan angka 426 juta dosis yang harus kita datangkan untuk melakukan vaksinasi ke 181,5 juta," jelas Budi.
Baca juga:
Memahami Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Ridwan Kamil Ajak Masyarakat Jabar Vaksinasi Covid-19: Ikut Bela Negara
CEK FAKTA: Hoaks Alat Suntik Vaksin Kosong yang Disuntikkan ke Petugas Medis
Perawat di Portugal Meninggal Dua Hari Setelah Disuntik Vaksin Pfizer
Tembus 1 Juta Warga, Israel Urutan Pertama Negara Terbanyak Sudah Vaksinasi Penduduk