Menkes Sebut Ditemukan Bahan Kimia Merusak Ginjal pada 99 Kasus Kematian Balita
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan terdapat 99 balita meninggal dengan hasil pemeriksaan medis ditemukan adanya kandungan zat kimia berbahaya yang merusak ginjal.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan terdapat 99 balita meninggal, dengan hasil pemeriksaan medis ditemukan adanya kandungan zat kimia berbahaya yang merusak ginjal.
"Tapi intinya memang sudah ada 99 balita yang meninggal, dari 99 balita itu kita periksa ada kandungan zat kimia berbahaya di dalamnya. Kita ambil darahnya, kita periksa, kita liat, ada bahan bahan kimia berbahaya yang merusak ginjal," kata Budi saat hadir dalam acara Hari Kesehatan Nasional ke-58 di Walantaka, Kota Serang Banten, Kamis (20/10).
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
Budi mengungkapkan pihaknya telah mendatangi rumah keluarga balita yang meninggal, dan meminta obat-obatan yang diminum. Dan diketahui bahwa obat-obat yang diminum juga mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.
"Kemudian kita datangi rumahnya kita mintakan obat-obat yang diminum. Itu juga mengandung bahan-bahan tersebut. Jadi sekarang kita berkoordinasi dengan BPOM, supaya bisa cepat dipertegas itu obat-obat yang mana yang harus kita tarik," bebernya.
Budi mengungkapkan kematian bayi per bulan yang telah dideteksi mencapai 35 balita. "Tapi karena ini sudah meninggalnya puluhan per bulan dan ini yang terdeteksi kita, mungkin sekitar 35 per bulan. Nih rumah sakit sudah mulai agak penuh yang rujukan. Saya rasa yang meninggalnya lebih dari itu," ujarnya.
Budi mengatakan pihaknya mengambil tindakan preventif agar tidak bertambah korban balita.
"Kami mengambil tindakan preventif, kita tahan dulu sementara, supaya tidak bertambah lagi korbannya balita balita kita. Kita tahannya kalau obat urusan BPOM, tapi kita tahan ke dokter dan apotek-apotek jangan dulu dijual sampai nanti BPOM memastikan obat-obat mana yang sebenarnya berbahaya. Kenapa kita ambil begitu, setiap kita nunda dua atau tiga bayi meninggal. Jadi kita mengambil tindakan yang lebih hati hati," ujarnya.
(mdk/cob)