Menko PMK Dorong Produksi Massal Alat Kesehatan untuk Covid-19 Ciptaan UNS
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mendorong produksi massal sejumlah alat kesehatan ciptaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta khususnya untuk penanganan Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mendorong produksi massal sejumlah alat kesehatan ciptaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta khususnya untuk penanganan Covid-19.
"Saya sudah melihat baik yang sudah digunakan secara resmi di beberapa rumah sakit kita, maupun yang masih dalam taraf uji coba. Jadi ada beberapa alat yang tidak perlu ada pengkajian terlalu serius, artinya sudah bisa langsung diproduksi dan dipasarkan," katanya saat melakukan kunjungan kerja di RS UNS di Kabupaten Sukoharjo, Jumat (19/2).
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Ganjar-Mahfud berangkat ke MK? Pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghadiri sidang putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) pada hari ini, Senin, (22/4).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Apa yang disampaikan oleh PKS terkait putusan MK ? "Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024,”
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Apa yang menjadi fokus dari kunjungan Tim Kota Bandung dan Kemenko PMK? Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan adalah mengunjungi kepada berisiko stunting. Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung bersama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia terus berkolaborasi dan mengevaluasi kinerja petugas di lapangan.
Ia mengatakan beberapa alat kesehatan yang tidak perlu pengkajian terlalu dalam di antaranya akomodasi untuk robotik dan kursi roda elektronik. Bahkan, pada kesempatan itu ia juga berkesempatan mencoba langsung kursi roda tersebut.
"Menurut saya sangat nyaman, hanya perlu ada perbaikan, misalnya setirnya bisa lebih mudah untuk yang difabel. Akinya tidak perlu yang mahal, cukup yang ada di pasar sehingga mudah diganti, jika dikirim ke daerah bisa dimanfaatkan dengan baik," katanya.
Selain itu, dikatakannya, untuk pengendalian kecepatan juga harus diatur. Dengan kesiapan produk tersebut, dikatakannya, pihak perguruan tinggi bisa langsung menjalin kerja sama dengan produsen sehingga bisa diproduksi secara massal.
"Untuk izin produksi dan izin edar mudah, saya bisa langsung merekomendasikan," katanya.
Sedangkan untuk alat yang masih harus melalui uji klinis di antaranya mesin ventilator dan plasma pheresis. Bahkan, ia juga mengapresiasi adanya alat plasma pheresis tersebut karena sejauh ini belum ada yang lain di Indonesia.
"Metode kerjanya beda dengan plasma konvalesen. Saya kira bagus dan di Indonesia belum ada, tetapi perlu ada uji klinis lebih lanjut sehingga memenuhi standar yang dibutuhkan oleh Kemenkes dan disupervisi dengan baik oleh BPOM, karena BPOM yang bertanggung jawab untuk menyetujui izin produk dan izin edarnya," katanya.
Selanjutnya, ada pula produk herbal bernama Kur-co Smart dan Kurkuma Pro yang juga diciptakan oleh perguruan tinggi tersebut.
"Untuk kurkuma sudah beredar, tinggal bagaimana memasarkan saja. Berkaitan dengan hak paten harus betul-betul dijaga, jangan sampai hak paten yang merupakan kerja keras teman-teman dosen di UNS hilang begitu saja, bahkan pemiliknya sampai tidak tahu siapa yang menemukan," katanya.
Sementara itu, menurut dia upaya mendorong perguruan tinggi untuk terus melakukan riset, pengembangan, dan inovasi sangat penting karena alat kesehatan dan kebutuhan kesehatan yang beredar di Indonesia masih 90 persen impor.
"Ini tidak kita harapkan. Tentu semua ingin produk dalam negeri yang terstandar bisa menguasai pasar dalam negeri sendiri," katanya.
Baca juga:
Menhub Ingin Tes GeNose Berlaku di Banyak Stasiun hingga Perkantoran
Menhub Budi Tinjau Pelayanan GeNose di Stasiun Bandung
Menkes Pastikan Aplikasi Pendataan Tes Covid-19 Diperbarui Pekan Ini
Kawal Covid-19: Tracing-Testing di Surabaya Bisa Dicontoh Daerah Lain
Antrean Tes GeNose di Solo Mengular, Penumpang Kereta Diminta Daftar Lebih Awal