Menko Polhukam Gandeng Para Kiai Sadarkan Masyarakat Soal Bahaya Covid-19
"Jangan kita masih anggap Covid itu main-main, lihat contoh kasus yang terjadi peningkatan dalam 24 jam di India. Indonesia juga saat ini sudah peringkat 18 dunia dan sampai saat ini sudah mencapai 1,9 juta kasus," demikian dijelaskan Mahfud dalam paparannya.
Menko Polhukam, Mahfud MD, mengajak para ulama untuk memberikan imbauan pada masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan. Selain itu, turut mensosialisasikan terkait pentingnya testing agar jika terpapar Covid 19 dapat ditangani dengan cepat.
"Kita melihat fakta, kebanyakan yang dibawa ke Rumah Sakit sudah parah, untuk mencegah itu, agar para ulama mensosialisasikan bahwa tes swab itu penting untuk mengetahui dan agar dapat mencegah," ujarnya dikutip dalam keterangan pers, Rabu (16/6).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Apa yang dilakukan Mahfud Md selama menjadi Menko Polhukam? Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, ada sejumlah gebrakan yang pernah dilakukan oleh Mahfud Md. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud Md membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus Intan Jaya, Papua yang menewaskan empat orang, yakni warga sipil dan pendeta serta dua anggota TNI.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Apa alasan Mahfud Md memutuskan untuk mundur dari jabatan Menko Polhukam? Hari ini saya sudah membawa surat untuk presiden, untuk disampaikan ke presiden langsung tentang masa depan politik saya, yang belakangan ini menjadi perbincangan publik. Dan surat ini akan disampaikan begitu saya mendapat jadwal ketemu presiden. Tapi saya bawa terus karena memang surat ini begitu saya diberi waktu langsung saya ketemu langsung saya sampaikan surat ini," kata Mahfud dalam pernyataannya di Lampung, Rabu.
-
Siapa yang menanyakan kepada Mahfud MD tentang sikapnya? Hal itu disampaikan Mahfud saat menjawab pertanyaan dari Maria Simbolon.
Dia meminta kepada masyarakat agar tidak menyepelekan virus yang sudah membunuh banyak orang di dunia. Indonesia sendiri, kata Mahfud, berada di peringkat 18 peringkat dunia.
"Jangan kita masih anggap Covid itu main-main, lihat contoh kasus yang terjadi peningkatan dalam 24 jam di India. Indonesia juga saat ini sudah peringkat 18 dunia dan sampai saat ini sudah mencapai 1,9 juta kasus," demikian dijelaskan Mahfud dalam paparannya.
Mahfud mengklaim pemerintah sudah melakukan banyak hal. Mulai dari berdialog dan meminta pendapat ulama seperti NU, Muhammadiyah dan MUI.
"Namun masyarakat kita ini, apalagi di Bangkalan, kalau tokoh agama mencontohkan, dan bicara, mereka pasti ikut!" ujar Mahfud.
Dalam sesi diskusi dengan menghadirkan pakar kesehatan dari Universitas Airlangga Prof. Abdurrahman, yang juga putera asli kelahiran Bangkalan, Madura, serta Kiai Imam Bukhori Kholil, antara lain dibahas bahwa banyak Kyai sepuh, bahkan Kyai muda wafat karena Covid, ini menjadikan pegangan pilar-pilar kehidupan kita bisa jadi goyah. Semua akibat umumnya karena virus Covid-19. Sehingga semua sepatutnya mengambil contoh menghindari penyakit thoun zaman Nabi dahulu, semata-mata dalam rangka menjaga jiwa.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa, berterima kasih kepada Menko yang telah mempertemukan para pemangku kepentingan terkait penanganan Covid-19. Sebab hingga sekarang, lonjakan kasus meningkat 80 persen sejak awal Lebaran.
"Karena lonjakan Covid di Bangkalan, terkoneksi langsung dengan Surabaya, antara lain karena Suramadu. Kasus aktif Covid-19 di Jatim saat ini sebanyak 2.731. Meningkat 80 persen sejak awal lebaran. Kasus aktif di Bangkalan sendiri melonjak menjadi terbanyak di Jatim saat ini sebanyak 451," bebernya.
Diketahui kegiatan tersebut hadir pula Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa, dan Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron. Silaturahmi ini dihadiri oleh para Kyai dari se-Bangkalan.
Masyarakat Tidak Mau ke RS
Dalam sambutannya, Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron, mengatakan bahwa kondisi saat ini masyarakat sebagian besar tidak mau ke rumah sakit. Tetapi kata dia setelah parah baru ke rumah sakit dan meninggal.
"Sehingga muncul kesimpulan, jangan ke rumah sakit karena pasti mati. Di sini kita perlu meminta kiai-kiai untuk sadarkan masyarakat karena Sebagian besar tidak mau swab. Bahkan ada tiga pesantren mau diswab, satu pesantren gagal karena semua santrinya kabur," ujar Bupati.
Salah satu kiai yang hadir, KH Ahmad Romli Fakhri dari Kecamatan Kokop, Bangkalan, mengatakan senang atas pertemuan kali ini. Dia juga menekankan perlunya kiai untuk menyadarkan masyarakat.
"Selama ini masyarakat lebih percaya bahwa Covid-19 itu hoaks, dan banyak informasi tidak benar lainnya tentang Covid di masyarakat. Sehingga, Alim ulama harus menjadi terdepan dalam mensosialisasikan fakta sesungguhnya tentang Covid-19 dan upaya pencegahannya," ungkapnya.
Baca juga:
Blak-Blakan Ahli Virologi China Jawab Spekulasi Virus Corona Dikembangkan di Lab
Tambah Ruang Isolasi, RSUP Kariadi Semarang Geser Pasien Reguler ke Tenda Khusus
Potret 11 Ribu Mahasiswa di Wuhan Rayakan Kelulusan
Kadinkes Kudus: 84 Desa Jadi Zona Merah, Masyarakat Diminta Ibadah di Rumah
Kasus Covid-19 Melonjak, Tiap Hari Belasan Jenazah Dimakamkan di TPU Cikadut Bandung
Melihat WNI Usai Jalani Isolasi di RSD Wisma Atlet
Satgas: Zona Hijau Covid-19 di Sumut Bertambah jadi Tujuh Daerah