Menkominfo Tegaskan Pemerintah Tetap Akselerasi Vaksinasi Meski Covid-19 Menurun
Johnny mengatakan, vaksinasi bisa menekan angka kematian. Di sejumlah daerah, upaya menurunkan kematian masih terkendala karena adanya pasien yang memiliki komorbid dan belum divaksinasi lengkap.
Sejumlah indikator penanganan Covid-19 saat ini membaik. Seperti kasus Covid-19 harian menurun, keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan berkurang, dan kesembuhan meningkat.
Meski demikian, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate menegaskan pemerintah tetap mengakselerasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Dia menegaskan pemerintah mengedepankan sikap berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam menetapkan kebijakan terkait pandemi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Mengapa Cromboloni viral? Jajanan yang tengah naik daun ini berasal dari gabungan dua kata, yaitu "Croisant" dan "Bomboloni".
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
"Pemerintah masih terus menggenjot capaian vaksinasi dosis primer secara lengkap, yakni dua dosis, serta dosis ketiga atau booster, khususnya untuk lansia dan mereka yang memiliki komorbid," katanya dikutip dari siaran pers, Kamis (17/3).
Johnny mengatakan, vaksinasi bisa menekan angka kematian. Di sejumlah daerah, upaya menurunkan kematian masih terkendala karena adanya pasien yang memiliki komorbid dan belum divaksinasi lengkap.
Percepatan vaksinasi, lanjut Johnny, juga dibutuhkan untuk mendukung aktivitas masyarakat pada bulan Ramadhan dan Idulfitri yang akan segera tiba.
"Pada saat mobilitas dan kegiatan masyarakat meningkat bulan depan, kita ingin perlindungan sudah lebih optimal," tegasnya.
Selain percepatan vaksinasi, Johnny mengingatkan upaya membendung virus agar tidak masuk ke tubuh melalui penerapan disiplin protokol kesehatan. Menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara rutin.
"Ayo kita pertahankan bersama situasi penanganan Covid-19 yang membaik ini, dengan tetap menjaga prokes dan mempercepat capaian vaksinasi. Semoga dengan demikian, tidak terjadi lonjakan kasus pada bulan Ramadhan dan Idulfitri," kata Johnny.
Indikator Penanganan Covid-19 Membaik
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan saat ini, kasus positif Covid-19 harian memang terus mengalami penurunan. Namun, positivity rate masih lebih dari 5 persen.
Penurunan kasus positif diikuti berkurangnya keterisian rumah sakit nasional menjadi 19 persen dari hari sebelumnya mencapai 21 persen.
Kasus Covid-19 baru dalam seminggu terakhir hingga Senin (14/3) kemarin juga menunjukkan penurunan sebesar 32 persen. Perbaikan lainnya terlihat dari penurunan jumlah kematian sebesar 5 persen dibandingkan minggu sebelumnya.
"Meskipun indikator penanganan Covid-19 saat ini menunjukkan perbaikan, namun kita tetap harus terus waspada karena kita masih dalam status pandemi. Sangat penting bagi kita untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi untuk terus menekan laju penyebaran virus,” ujarnya.
Vaksinasi Nasional Menurun
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan vaksinasi Covid-19 nasional menurun pada Maret 2022. Penurunan tidak hanya terjadi pada vaksinasi primer lengkap, tapi juga booster.
"Untuk itu, mohon kepada pemerintah daerah untuk kembali meningkatkan cakupan vaksin dosis lengkap dan booster di daerahnya," tegasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/3).
Wiku meminta pemerintah daerah tidak ragu meningkatkan cakupan vaksinasi booster untuk memberikan proteksi yang lebih kuat kepada masyarakat. Apabila ketersediaan vaksin mulai menipis, pemerintah daerah harus segera berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan.
Menurut Wiku, ada 15 provinsi yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi karena mengalami penambahan kasus mingguan yang tinggi. Provinsi tersebut ialah Banten, NTT, Kalimantan Barat, Lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat.
Kemudian, Sumatera Selatan, Aceh, Sulawesi Utara, Papua Barat, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Papua, dan Sulawesi Barat.
"Cakupan vaksinasi dosis lengkap pada seluruh provinsi tersebut masih kurang dari 70 persen. Pun dengan cakupan vaksinasi booster masih belum ada yang mencapai 30 persen," ujarnya.
Wiku menegaskan, kekebalan imunitas melalui vaksinasi merupakan salah satu kunci menjaga keberlangsungan aktivitas dan produktivitas di masa pandemi Covid-19, utamanya terkait dengan ekonomi. Terlebih pula, dalam waktu dekat umat Islam akan memasuki periode Ramadan dan Lebaran.
"Untuk itu, masyarakat dimohon untuk segera melengkapi vaksin dan melakukan booster sebagai pondasi pertahanan kekebalan komunitas," tutupnya.
Baca juga:
Moeldoko ke Anak Usia 6–11 Tahun: Ayo Vaksin Biar Bisa Sekolah Tatap Muka
Gelar Vaksinasi, BIN Sulut Harap Segera Terbentuk Herd Immunity
Pemerintah Kolaborasi Vaksinasi Booster Covid-19 untuk Perkuat Sektor Industri
Vaksin Covid-19 untuk Balita, BPOM Tunggu Data Uji Klinik
Pemerintah Pastikan Mutu dan Kelayakan Stok Vaksin Sesuai Standar Internasional
Update Per 16 Maret 2022: Vaksinasi Dosis Lengkap Capai 152,405 Juta Orang