Waspadai Cara Penularan Gondongan pada Anak, Ketahui Pencegahannya
Gondongan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau tetesan pernapasan dari mulut, hidung, atau tenggorokan.
Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramyxovirus, dan biasanya menyerang anak usia 2-14 tahun.
Waspadai Cara Penularan Gondongan pada Anak, Ketahui Pencegahannya
Gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramyxovirus yang dapat memengaruhi kelenjar ludah di dekat telinga atau di setiap sisi wajah. Kelenjar ini, disebut kelenjar parotis, menghasilkan air liur. Kelenjar yang membengkak mungkin akan terasa nyeri. Virus yang menyebabkan infeksi gondongan ini mudah menyebar melalui air liur dan lendir. Biasanya terjadi pada anak yang belum diimunisasi.
Gondongan dapat menyerang bagian tubuh mana pun, namun sebagian besar menyerang kelenjar pembuat air liur di bawah dan di depan telinga (disebut kelenjar parotis). Kelenjar tersebut bisa membengkak jika terinfeksi. Faktanya, pipi bengkak dan rahang bengkak adalah tanda-tanda virus tersebut.
Gondongan dulunya merupakan kondisi yang umum. Namun sejak diperkenalkannya vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR) pada tahun 1967, penyakit ini hampir sepenuhnya musnah. Namun, bukan berarti anak-anak Anda aman dari ancaman penyakit ini.
-
Bagaimana gondongan menular? Gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini dapat dengan mudah menyebar melalui air liur dan lendir, yang merupakan cairan lengket yang terdapat di tenggorokan dan hidung.
-
Bagaimana cara gondongan menular? Virus penyebab gondongan menyebar melalui droplet atau percikan udara yang dihasilkan saat seseorang batuk atau bersin, mirip dengan penularan cacar air.
-
Apa ciri khas gejala gondongan pada anak? Ketika kelenjar ini membengkak, hal ini menyebabkan pipi dan rahang menjadi bengkak, yang menjadi ciri khas dari gondongan.
-
Apa penyebab penyakit gondongan? Gondongan, yang dalam istilah medis disebut mumps, adalah infeksi virus yang menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar yang bertugas memproduksi air liur.
-
Apa saja gejala gondongan? Gondongan dan cacar air sering kali menyerang anak-anak, dengan gejala utama seperti demam serta ketidaknyamanan.
Cara Penularan Gondongan pada Anak
Gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau tetesan pernapasan dari mulut, hidung, atau tenggorokan.
Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus melalui:
- batuk, bersin, atau berbicara
- berbagi barang yang mungkin mengandung air liur, seperti botol atau gelas air
- berpartisipasi dalam aktivitas kontak dekat dengan orang lain, seperti berolahraga, menari, atau berciuman
Cara penularan gondongan pada anak juga tidak berbeda, yaitu melalui kontak dengan cairan dari mulut, hidung, atau tenggorokan saat anak yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Virus ini juga bisa hidup di permukaan seperti gagang pintu, peralatan makan, dan gelas minum yang kemudian disentuh oleh orang lain. Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
Gejala Gondongan pada Anak
Gejala gondongan pada anak biasanya muncul 12-25 hari setelah terinfeksi virus. Gejala utama adalah pembengkakan kelenjar ludah di bawah telinga, yang bisa terjadi pada satu atau kedua sisi wajah.
Gejala lain yang bisa timbul adalah:
- Demam hingga 39°C
- Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan
- Mulut kering
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Nyeri perut
- Mudah lelah
- Hilang nafsu makan
Namun, ada juga anak yang tidak mengalami gejala apa pun atau hanya gejala ringan yang menyerupai pilek. Jika Anda mencurigai anak Anda terkena gondongan, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab Gondongan pada Anak
Penyebab gondongan pada anak adalah virus paramyxovirus yang menyebar melalui kontak dengan cairan dari mulut, hidung, atau tenggorokan saat anak yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Virus ini juga bisa hidup di permukaan seperti gagang pintu, peralatan makan, dan gelas minum yang kemudian disentuh oleh orang lain. Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga enam hari setelah gejala berakhir.
Akibatnya, kelenjar ludah menjadi bengkak dan nyeri, terutama saat mengunyah atau menelan makanan. Pembengkakan kelenjar ludah bisa terjadi pada satu atau kedua sisi wajah.
Cara Mencegah Gondongan pada Anak
Cara mencegah gondongan pada anak adalah sebagai berikut:
- Memberikan vaksinasi gondongan yang biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin campak dan rubella (MMR) pada usia 9-15 bulan dan 18-24 bulan. Vaksinasi ini dapat melindungi anak dari infeksi virus paramyxovirus yang menyebabkan gondongan.
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak berbagi alat makan atau minum dengan orang lain, dan membersihkan permukaan yang sering disentuh dengan disinfektan.
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi gondongan, seperti tidak mencium, berpelukan, atau berjabat tangan. Jika anak terinfeksi gondongan, sebaiknya diistirahatkan di rumah sampai gejalanya hilang dan menutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
Komplikasi
Komplikasi gondongan pada anak adalah kondisi yang terjadi ketika virus paramyxovirus menyebar dan menginfeksi bagian tubuh lain selain kelenjar ludah. Komplikasi ini jarang terjadi, tetapi bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat gondongan pada anak adalah:
- Orchitis: peradangan pada testis yang bisa menyebabkan nyeri, bengkak, dan kemerahan pada skrotum. Orchitis bisa terjadi pada anak laki-laki yang sudah memasuki masa pubertas atau dewasa muda. Orchitis bisa menurunkan kesuburan, tetapi jarang menyebabkan kemandulan.
- Meningitis: peradangan pada selaput yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang yang bisa menyebabkan sakit kepala, demam, leher kaku, mual, muntah, dan kejang. Meningitis bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati. Meningitis bisa dicegah dengan vaksin MMR.
- Ensefalitis: peradangan pada otak yang bisa menyebabkan demam, sakit kepala, kebingungan, gangguan penglihatan, kesulitan berbicara, dan koma. Ensefalitis bisa menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian. Ensefalitis bisa dicegah dengan vaksin MMR.
- Pankreatitis: peradangan pada pankreas yang bisa menyebabkan nyeri perut, mual, muntah, dan demam. Pankreatitis bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan diabetes. Pankreatitis biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
- Ooforitis: peradangan pada ovarium atau indung telur yang bisa menyebabkan nyeri perut, demam, dan keputihan. Ooforitis bisa terjadi pada anak perempuan yang sudah memasuki masa pubertas atau dewasa muda. Ooforitis bisa menurunkan kesuburan, tetapi jarang menyebabkan kemandulan.