Menpar Dorong Banyuwangi jadi Pilot Projects General Aviation
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendorong Kabupaten Banyuwangi menjadi pilot projects pengembangan aksebilitas pariwisata melalui jalur udara khusus pesawat non komersial atau General Aviation.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendorong Kabupaten Banyuwangi menjadi pilot projects pengembangan aksebilitas pariwisata melalui jalur udara khusus pesawat non komersial atau General Aviation.
Konsep General Aviation akan mempercepat akses menuju destinasi pariwisata antar pulau dan kawasan yang membutuhkan waktu lama bila dijangkau melalui jalur darat dan laut. Dalam pertemuan ini juga dihadiri, komunitas pariwisata, airlines, Pemkab Banyuwangi, Komunitas Flybest AP I, dan Internal AP II.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
"Tadi sepakat menjadikan Banyuwangi sebagai pilot projects General Aviation untuk mendukung pariwisata," kata Arief Yahya usai pertemuan general aviation di Hotel El-royale Banyuwangi, (26/7).
Pesawat-pesawat non komersial yang bakal beroperasi di Bandara Internasional Banyuwangi diharapkan bisa mempermudah wisatawan dari Bali ke Banyuwangi maupun sebaliknya.
"Apa itu General Aviation, yakni pesawat pesawat yang non komersial. Yang dimiliki pribadi-pribadi kita manfaatkan untuk pariwisata, kira kira itu, nanti basenya di Bandara Banyuwangi. Maka aksesnya akan relatif lebih mudah, terutama ke daerah daerah, bahkan wisatawan dari Bali lebih mudah ke sini dan sebaliknya," ujarnya.
"Kalau Banyuwagi yang paling dekat dan akan saling menguntungkan menurut saya Bali, akan menambah destinasi dari Bali, untuk Banyuwangi akan mempermudah orang yang sudah ke Banyuwangi ke Bali, terutama Bali Barat utara," tambahnya.
Menpar melanjutkan, pesawat-pesawat pribadi ini akan membidik wisatawan kelas menengah yang menyediakan fasilitas penerbangan ke destinasi wisata setiap saat.
"Kalau mau membayangkan seperti di maldives (negara kepulauan), taxinya sea plane, kemana mana naik semacam taxi yang bisa digunakan setiap saat. Di Indonesia pemilik pesawat ini semakin banyak," katanya.
Jenis pesawat yang digunakan kata Menpar, seperti sea plane dengan kapasitas rata rata dari 12 seat. Tentu, karena jumlah kapasitas yang terbatas harganya juga relatif mahal.
"Segmen wisata kelas menengah, apa boleh buat, karena c plane itu belum murah karena kapasitasnya rata rata 12, semakin kecil kapasitasnya, semakin pendek jaraknya. Harga per kilometer dan seatnya akan semakin relatif mahal. Tapi untuk high end class, atau premium sama sekali tidak ada masalah," ujarnya.
Setelah Banyuwangi model General Aviation juga bakal dikembangkan di destinasi kepulauan di Indonesia seperti Wakatobi, bunaken, Raja Ampat, Belitung dan Batam.
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, sekaligus sebagai operator Bandara Internasional Banyuwangi menambahkan, dari segi fasilitas dan slot time penerbangan di Bandara Internasional Banyuwangi masih mendukung untuk Generak Aviation. Bahkan pihaknya memiliki komitmen untuk mendukung Pariwisata.
"Angkasa pura yang mencanangkan ini. Pertimbangannya kenapa di Banyuwangi, operator siap, fasilitas memadai, trafik punya ruang slot penerbangan masih sedikt hanya 5 hingga 7 per hari," ujar Awaluddin.
"Bali masih jadi magnet, Banyuwangi masih dalam satu kesatuan triangel Banyuwnagi Bali Lombok. Banyuwangi punya Ijen, ke Pulau Merah, ke G-land," tambahnya.
Selain itu, di Banyuwangi juga terdapat sekolah pilot, sehingga sudah terbiasa digunakan untuk pesawat latih.
"Banyuwangi punya kriteria itu, Banyuwangi terbiasa dengan pesawat kecil karena digunakan untuk sekolah pilot. Secara garis besar pesawatnya hampir sama dengan sekolah pilot," jelasnya.
(mdk/hrs)