Mensos Risma: Banyak Keluarga Tak Mau Penyandang Ditangani di Balai Sosial
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma mengatakan, tengah menyiapkan skema bantuan sosial khusus bagi penyandang disabilitas berat. Penyandang disabilitas berat dimaksud adalah mereka yang tak bisa melakukan kegiatan kesehariannya secara mandiri sehingga butuh untuk dibantu orang lain.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma mengatakan, tengah menyiapkan skema bantuan sosial khusus bagi penyandang disabilitas berat. Penyandang disabilitas berat dimaksud adalah mereka yang tak bisa melakukan kegiatan kesehariannya secara mandiri sehingga butuh untuk dibantu orang lain.
Pasalnya selama ini banyak pihak yang meminta bantuan untuk para penyandang disabilitas berat. Risma mencontohkan permintaan akan diapers lantaran penyandang disabilitas berat kesulitan untuk buang air kecil maupun besar secara mandiri banyak dilayangkan oleh pihak keluarga penyandang disabilitas ke Kemensos.
-
Apa fokus utama Kemensos dalam menangani disabilitas? Komitmen Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mewujudkan layanan inklusif bagi penyandang disabilitas terus ditingkatkan.
-
Mengapa Mensos Risma menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam penanganan disabilitas? Dalam sambutannya, Mensos Risma menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih inklusif dan holistik dalam penanganan disabilitas. Hal tersebut diungkapkan paska menyoroti masih kurangnya penanganan terhadap disabilitas anak dalam UPT di lingkungan Kementerian Sosial. "Saya melihat beberapa kasus di sentra atau balai. Menurut saya masih kurang bagaimana menangani dan membimbing anak disabilitas. Salah jika kita memvonis tuna netra hanya bisa diberikan pelatihan musik."
-
Bagaimana cara UNESA mendukung penanganan disabilitas bersama Kemensos? UNESA juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung kerja sama dalam mengangani disabilitas. Hal tersebut diungkapkan Wakil Rektor IV UNESA, Dr. Martadi. “Insyallah kami berkomitmen dalam mendukung kerja sama terkait disabilitas. Selain menerima mahasiswa yang disabilitas, kami akan mendorong kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)". "Diperuntukkan bagi mahasiswa UNESA untuk terlibat langsung magang di sentra, balai, maupun rumah sosial selama 5-6 bulan," jelas Martadi.
-
Apa saja yang didapatkan para atlet disabilitas dari dukungan Kemenpora? Pemerintah, kata dia berkomitmen penuh terhadap perkembangan dan prestasi dari para atlet disablitas. “Presiden (Joko Widodo) akan memasuki masa purna. Ini lah yang bisa kami lakukan dan kami peroleh, dukungan bapak Presiden kepada NPC Indonesia tak pernah berhenti,” tuturnya. "Prestasi ini diraih tidak gampang. Presiden memberikan kesetaraan terhadap seluruh atlet berprestasi. Kami selalu bersemangat untuk mengharumkan nama Indonesia dipanggung internasional".
-
Apa yang dilakukan Kapolresta Pekanbaru saat berkunjung ke rumah penyandang disabilitas? Kapolresta Pekanbaru AKBP Jeki Rahmat Mustika membawa ahli bahasa saat berkunjung ke rumah penyandanh disabilitas tuna rungu dan tuna wicara Zulkarnain Nasution.
-
Bagaimana Ridwan Kamil meyakinkan warga disabilitas untuk mendukung Prabowo-Gibran? Dia meyakini, warga disabilitas yang memberikan dukungannya kepada Prabowo-Gibran menginginkan kehidupan yang lebih baik.Sosok yang akrab disapa Kang Emil itu juga menegaskan, dengan semangat bersama, Prabowo-Gibran bakal mewujudkan harapan yang diinginkan bangsa Indonesia, termasuk warga disabilitas. "Kita hadir karena kita meyakini pilihan kita di 14 Februari akan membuat hidup kita jauh lebih baik dari hari ini. Maju ke depan, bukan balik kanan. Makanya, semangat 02 melanjutkan Pak Jokowi dan memperbaiki kalau ada yang kurang. Program baik Pak Jokowi harus diapresiasi, bukan dihentikan," kata Kang Emil.
"Demikian pula misalkan diampers banyak yang minta ke kita keluarga-keluarga tadi. Tapi ke depan harus ada policy di kita, nanti kita akan siapkan untuk kita bersama-sama membuat aturan untuk memperhatikan disabilitas berat. Untuk kita bersama sama membuat aturan untuk memperhatikan yang disabilitas berat, jadi kita harus bisa memperhatikan itu," ujar Risma di Jakarta, Rabu (29/9).
Risma mengungkapkan banyak keluarga penyandang disabilitas berat memilih untuk mengasuh sendiri di rumah anggota keluarganya yang mengalami penyandang disabilitas berat. Kemensos, kata Risma, sebetulnya bisa saja membawa mereka ke balai sosial asalkan atas kehendak keluarga.
"Permasalahannya memang tidak semua keluarga mereka mau ditangani di balai. (Padahal) mereka butuh biaya besar bukan hanya untuk hidupnya kadang ada yang tidak bisa makan makanan keras sehingga mereka harus minum susu yang tentunya biayanya lebih mahal dibandingkan kalau kehidupan kita yang normal," kata Risma.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Aksesibilitas Kursi Roda Belum Ramah di Ibu Kota
95 Persen Penyandang Disabilitas Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Pertama
Mensos Risma: Banyak Keluarga Tak Mau Penyandang Ditangani di Balai Sosial
Penyandang Disabilitas Hidup Sebatang Kara, Merangkak Demi Pungut Botol Bekas
Inspiratif, Gadis Tunanetra di Medan Dirikan Yayasan bagi Anak Disabilitas