Baksos di Sumba Timur, Mensos Risma Libatkan 47 Tenaga Medis untuk Urus ODGJ
Mensos Risma menceritakan, ia mengunjungi Sumba Timur karena merespon kisah seorang anak yang sakit dan nenek yang merawatnya meninggal.
Kementerian Sosial (Kemensos) mengadakan Bakti Sosial (Baksos) di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur mulai Sabtu (18/5) sampai dengan hari ini.
Baksos di Sumba Timur, Mensos Risma Libatkan 47 Tenaga Medis untuk Urus ODGJ
Bekerja sama dengan Yayasan Bakti Luhur, Yayasan Cendana, RSUD Umbu Rara Mehang, dan Puskesmas Lewa, bakti sosial tersebut melibatkan 47 tenaga medis dan tenaga kesehatan yang terdiri dari enam psikiater, tiga dokter umum, satu dokter gigi serta 20 perawat dan 17 fisioterapis.
Untuk penangangan ODGJ, Mensos Risma menyarankan pola pengobatan yang paling efektif dan sesuai kondisi masyarakat adalah melalui suntikan tiap bulan (long acting) kepada penyandang ODGJ.
“Tolong hitung ulang ODGJ-nya dan cek ketersediaan obatnya. Kemudian coba hitung, jumlahnya cukup atau tidak serta cek lagi cara penyimpananya, jangan sampai rusak obatnya,” kata Messos Risma di Sumba Timur (19/5) seraya menambahkan Kemensos didukung oleh enam psikiater dari Jakarta berikut peralatan dan obat-obatan yang dibutuhkan ODGJ.
Menteri Sosial juga memberikan perhatian kepada 88 pengidap kusta di kabupaten tersebut. Mensos Risma bukan hanya mengkoordinasikan ketersediaan obat dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur dan Kementerian Kesehatan, tetapi juga melakukan intervensi untuk meningkatkan daya tahan tubuh pengidap kusta, serta keluarga dan lingkungan sekitarnya.Intervensi yang dilakukan antara lain memberikan 50 ekor ayam petelur yang sudah siap bertelur, kepada setiap komunitas. Selain itu diberikan pula alat-alat kebersihan diri, pakaian serta peralatan makan secara personal.
Serta penyediaan fasilitas air bersih sebagai upaya pencegahan dan intervensi kebersihan bagi penderita kusta.
Menteri Sosial Tri Rismaharini juga memberikan dukungan penuh untuk operasi katarak yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) dan Himpunan Bersatu Teguh.
Dalam Baksos ini, dari 334 yang mendaftar, 187 PM yang lolos screening operasi katarak Baksos ini, yang ditangani enam dokter mata. Pada hari pertama operasi katarak dilakukan terhadap 79 orang dan dilanjutkan pada hari berikutnya.
“Kita tidak bisa menganggap enteng penyakit katarak, karena hilangnya penglihatan bisa berpengaruh secara ekonomi terhadap pengidap katarak maupun keluarganya,” kata Mensos Risma yang sejak menjadi Menteri Sosial, Kementerian Sosial telah mengoperasi lebih dari 7.000 pengidap katarak di seluruh Tanah Air.
Karena pentingnya indera penglihatan, Kementerian Sosial juga membantu menangani 51 pengidap disabilitas netra di kabupaten tersebut secara medis maupun dari sisi pemberdayaan.
Dalam Baksos ini, Kemensos juga melakukan asesmen audio terhadap 213 orang. Dari hasil asesmen tersebut, 165 penerima manfaat (PM) mendapatkan alat bantu dengar (ABD) sedangkan sisanya dinyatakan sehat, namun ada pula yang telinganya mengalami infeksi dan mengeluarkan cairan, sehingga harus dilakukan penyembuhan terlebih dahulu.
Baksos Kemensos yang mendapat sambutan antusias dari masyarakat Sumba Timur tersebut, juga diisi penyerahan alat bantu untuk 53 disabilitas fisik, seperti kruk, tongkat kaki tiga, berbagai kursi roda (untuk dewasa/anak, celebral palsy, dan adaptif), kaki palsu, dan alat bantu tangan. Berbagai bantuan tersebut antara lain diserahkan di Puskesmas Lewa.“Berbagai bantuan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kehadiran Ibu Menteri Sosial sangat berarti bagi kami. Kehadiran Ibu, telah menambah semangat kami untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” kata Kepala Puskesmas Lewa Martha Lu Ndawa.
Mensos Risma di hadapan masyarakat yang mengikuti Baksos Kemensos mengatakan, semua pihak harus terus meningkatkan kepedulian pada lingkungan sekitar.
"Kenapa kegiatan ini diselengarakan di Kecamatan Lewa? Saya berharap semua, bisa saling memperhatikan. Mungkin bukan saudara kita. Seperti saya, bukan saudara langsung Bapak Ibu. Tapi sebagai Menteri Sosial, saya punya kewajiban untuk itu," kata Mensos Risma kepada seluruh masyarakat yang hadir agar lebih peduli kepada lingkungan sekitar.
Mensos Risma menyebutkan, kepedulian seseorang bisa membawa perubahan bagi orang tersebut dan bahkan lingkungan sekitarnya. Mensos Risma menceritakan, ia mengunjungi Sumba Timur karena merespon kisah seorang anak yang sakit dan nenek yang merawatnya meninggal.
Mensos pun mendatangi anak tersebut. Dari sana Mensos Risma mengetahui ternyata ada banyak kasus lain yang membutuhkan perhatian bersama di Sumba Timur.
Berawal dari respon kasus tersebut, kini Kemensos bisa menyelenggarakan Bakti Sosial yang bermanfaat bagi lebih banyak orang di Kabupaten Sumba Timur. Ratusan PM yang terdiri dari Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), pengidap katarak, pengidap kusta dan penyandang disabilitas, menerima berbagai macam bantuan dari Kemensos. Selain itu ada juga terapi bagi penyandang disabilitas serta pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat, terutama Lansia.