Menteri Marwan terapkan Saemaul Undong Korea buat majukan desa
Kedua negara menyepakati untuk membuat forum bersama guna mengembangkan konsep Saemaul Undong di Indonesia.
Kunjungan balasan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar ke Korea Selatan pada Selasa (24/11) membuahkan hasil. Kedua negara menyepakati untuk membuat forum bersama guna mengembangkan konsep Saemaul Undong di Indonesia.
Saemaul Undong merupakan gerakan perubahan dan reformasi pedesaan menuju kehidupan lebih baik. Gerakan ini lahir di Korea pada 22 April 1970. Presiden Park Chung Hee menggagas program itu karena melihat rakyatnya berada dalam kemiskinan. Langkah ini ternyata efektif meningkatkan taraf hidup penduduk.
Marwan menjelaskan konsep Saemaul Undong memiliki kesamaan semangat dalam proses desa membangun. Kesamaan yang dimaksudkan yakni adanya pengakuan terhadap nilai-nilai lokal serta partisipasi dan gotong royong dengan mengkombinasikan kepimpinan yang memberikan contoh role model.
"Jadi dalam konsep ini ada partisipasi masyarakat dalam menentukan proses pembangunan desa, sehingga desa benar-benar menjadi subjek pembangunan sebagaimana paradigma desa membangun yang kita anut saat ini," ujar Marwan di Korea dalam rilisnya, Kamis (26/11).
Selain menyepakati penerapan konsep Saemaul Undong, kedua negara juga menyepakati untuk mengembangkan Information Network Village (Invil) di beberapa desa yang akan menjadi pilot project. Tujuh daerah di Indonesia yang menjadi sasaran penerapannya, selain Bantul dan Gunung Kidul yang sudah lebih dulu, juga Madura, Situbondo, Bondowoso, Garut, dan Sukabumi.
"Nantinya pengembangan ini akan didukung oleh kedua kementerian, bahkan Kementerian Interior Republik Korea Selatan memiliki komitmen untuk mengajak berbagai perusahaan Korea dalam rangka mewujudkan Konsep Desa Berbasis IT di Indonesia," papar Marwan.
Marwan yakin kerjasama antara Indonesia dan Korea akan dilanjutkan kepada kerangka yang lebih teknis dan terukur untuk mewujudkan percepatan pembangunan perdesaan di Indonesia.
"Ada beberapa hal teknis yang sudah kita sepakati dan akan kita jalankan kedepannya dengan Korea, Kementerian desa yang baru pertama kali ada di Indonesia masih butuh banyak belajar dan bantuan dari beberapa negara maju seperti Korea," imbuhnya.
Kunjungan Marwan ke Korea tidak hanya melakukan kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah, kesempatan berkunjung di Korea Selatan juga dimanfaatkan untuk melakukan pertemuan dengan Asosiasi Korea Indonesia yang memiliki 50 anggota yang terdiri dari para wirausahawan.
"Dalam pertemuan dengan para wirausahawan tersebut juga telah disepakati, pada tahun 2016 asosiasi ini memberikan bantuan ke Indonesia berupa bantuan peralatan pemadam kebakaran. Direncanakan pada tahun yang sama merekan juga akan mendirikan pabrik di Indonesia," imbuhnya.
Kerja sama lainnya dengan Korsel, Menteri Marwan mengatakan, juga menjalin kerja sama dengan Menteri Pertanian, Lee Dong-phil yang menawarkan investasi di kawasan perbatasan negara di Kalimantan dan Papua, NTB dan NTT. "Kerja sama dilakukan dalam hal peningkatan kapasitas pertanian dan produksi yang berbasis desa," tandasnya.