Meraup rupiah dari Pertapaan Bancolono
Tempat itu selalu ramai saat Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Pertapaan memberi keuntungan ekonomi bagi warga sekitar.
Pertapaan Bancolono di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menjadi tujuan atau wisata religi favorit. Selain mudah dijangkau, untuk mengunjungi tempat tersebut pemerintah setempat tak memungut biaya apapun.
Warga atau peziarah bisa masuk dari arah Jawa Tengah, melewati Cemoro Kandang, atau melalui Kabupaten Magetan di Jawa Timur. Kedua pintu masuk itu juga ramai dikunjungi warga karena merupakan tempat wisata hutan, atau pintu masuk pendakian menuju puncak Gunung Lawu.
Pertapaan Bancolono berada di sisi timur Kabupaten Karanganyar, atau sekitar 60 kilometer dari Kota Solo. Dari sana, pengunjung akan disuguhkan perjalanan melalui jalan berkelok dengan pemandangan pegunungan, dan hawa sejuk. Perjalanan ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Kondisi jalan bagus dan relatif lebar, serta permukaan aspal baru membuat perjalanan semakin nyaman.
Pertapaan Bancolono terdiri dari 3 bagian bangunan utama pertapaan. Yakni Sendang Wedok dan Sendang Lanang di sisi timur sungai, dan berada di wilayah Kabupaten Magetan. Lantas selanjutnya ada Ruang Pertapan Eyang Bancolono di sisi barat atas, dan masuk ke wilayah Jawa Tengah. Jarak ketiga bangunan juga hanya sekitar 20 meter dengan kondisi cukup datar. Namun, buat menuju ke ketiga bangunan, memang harus menyusuri turunan berupa undakan sekitar 20 hingga 30 anak tangga.
Letak dari ketiga pertapaan itu juga tak jauh dari jalan raya. Banyak tersedia warung atau rumah penduduk bisa dijadikan sebagai tempat penitipan sepeda motor atau kendaraan yang kita gunakan. Dari tempat penitpan, kita hanya akan berjalan sekitar 10 hingga 20 meter buat mencapai pertapaan berada persis di bawah jembatan perbatasan kedua provinsi.
Warga sekitar pertapaan banyak sekali yang membuka usaha. Mereka membuka warung kecil dengan tenda payung. Sebagian besar menjual minuman kopi, teh panas, buat menghangatkan tubuh dari hawa dingin di lokasi. Mereka juga menawarkan bakso pentol dijual dengan harga terjangkau.
"Saya sudah 20 tahun jualan kopi dan pentol mas. Lumayan kalau bulan Sura seperti ini, selalu ramai. Biasanya para peziarah datang ke sini pas malem Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon. Mereka pada minta sukses, naik pangkat atau kesehatan. Ada juga yang cuma ambil air sendang dan dibawa pulang," kata warga Magetan, Suryani (40).
Selain di pertapaan Eyang Bancolono, para peziarah biasanya juga melakukan doa atau semadi terlebih dahulu di Sendang Lanang dan Sendang Wedok. Di Sendang Lanang terdapat sebuah punden, didalamnya terdapat patung macan putih dijuluki sebagai Mbah Lawu. Sedangkan di Sendang Wedok juga terdapat patung seorang putri, konon merupakan penggambaran istri Brawijaya V, Raja Majapahit terakhir. Di depan kedua patung itu, peziarah biasanya memanjatkan doa, sebelum bersemadi atau berdoa di hadapan Eyang Bancolono.