Meresahkan, 10 anak punk di Sabang diamankan Satpol PP
Kelompok punk ini datang ke Banda Aceh menggunakan vespa yang sudah dimodifikasi yang dipenuhi botol-botol bekas miras.
Sepuluh anak punk di Sabang diamankan oleh pihak Satpol PP-WH, Senin malam (2/11). Mereka selama ini kerap tidur dalam masjid, hingga warga terganggu saat menunaikan ibadah. Terlebih kelompok ini kondisinya kumuh.
Anak punk yang ditangkap itu datang dari sejumlah daerah di Indonesia, dua di antaranya merupakan asal Aceh. Rencananya anak punk asal Aceh akan dipanggil orangtuanya masing-masing dan selebihnya akan dipulangkan ke tempat asalnya.
"Khusus anak Aceh nanti kami minta orangtua atau kepala desa setempat yang mengambilnya ke Sabang. Mereka kita amankan karena penampilan kumuh dan bergaya premanisme, sangat meresahkan masyarakat dan pengunjung. Dari pada digebuki warga, lebih baik kami amankan dan kami bina," kata Kepala Satpol-PP/WH Kota Sabang, Hafwan Pasaribu.
Kelompok punk ini datang ke Banda Aceh menggunakan vespa yang sudah dimodifikasi yang dipenuhi botol-botol minuman bekas. Dalam kurun waktu satu bulan, petugas sudah mengamankan 40 orang anak punk yang datang dari berbagai daerah.
"Dalam kurung waktu satu bulan sekitar 40-an anak-anak punk dari berbagai daerah (Sumatera dan Pulau Jawa) datang ke Sabang dan mereka kita amankan lalu kita bina kemudian besoknya langsung kita pulangkan," ujarnya.
Hal yang meresahkan warga keberadaan mereka, katanya, anak-anak punk itu sering makan di warung lalu tidak bayar. Bahkan mereka juga sering minta-minta pada masyarakat maupun wisatawan yang datang ke Sabang.