Mobil Alex Noerdin buat eks pelatih Sriwijaya disita debt collector
Ternyata mobil tersebut hasil kredit dan telah menunggak cicilan selama delapan bulan mencapai Rp 69.644.400.
Nasib sial dialami mantan pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi. Betapa tidak, di tengah ketidakpastian berlangsungnya sepak bola Indonesia, pelatih yang berdomisili di Kawasan Solo Baru, Sukoharjo itu harus menyerahkan mobil Daihatsu Xenia yang sedang dikendarai bersama anak istrinya ke debt collector.
Kepada wartawan, pria yang sekarang melatih Cilegon United itu mengatakan, mobil tersebut merupakan bonus atau hadiah dari Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, saat Sriwijaya FC menjuarai Indonesia Super League (ISL) tahun 2011/2012 saat itu.
"Mobil Xenia yang saya kendarai itu kan hadiah dari Pak Alex Noerdin waktu Sriwijaya FC juara ISL tahun 2011/2012. Saya tidak tahu kalau ternyata mobil itu kreditan, dan masih nunggak angsuran," ujar Kas Hartadi, saat dihubungi wartawan, Selasa (5/5) malam.
Kas Hartadi menceritakan saat dia sedang mengendarai mobil tersebut bersama keluarganya, tiba-tiba dihadang sejumlah orang. Pada awalnya dia mengira para pemuda tersebut wartawan yang akan melakukan wawancara terkait persepakbolaan tanah air.
Pasalnya, lokasi kejadian tak jauh dari tempat nongkrong wartawan. Namun ternyata debt collector yang meminta paksa mobil yang dikendarainya.
"Saya dihadang 8 pemuda di Jalan Dr Sutomo, saat baru pulang mengantar istri dan anak-anak saya berbelanja di mal. Saya kira wartawan yang mau wawancara, makanya saya tidak khawatir dan berhenti. Tapi ternyata debt collector yang meminta paksa mobil saya," ucapnya.
Setelah berhenti, lanjut Kas Hartadi, para debt collector tersebut menunjukkan struk tunggakan kredit mobil Xenia miliknya.
"Saya kaget ternyata mobil pemberian pak Alex Noerdin itu kreditan. Mereka lalu menunjukkan nama pemilik mobil yang tercantum di rincian tagihan kredit itu adalah Hendri Zainudin, mantan Direktur Teknik, Sriwijaya FC," tandasnya.
Lebih terkejut lagi, setelah dia mengetahui tunggakan pembayaran cicilan selama delapan bulan mencapai Rp 69.644.400. Karena mereka bisa menunjukkan bukti tersebut, Kas Hartadi tak bisa mengelak dan menyerahkan mobil tersebut.
"Mobil ini sudah 2 tahun saya pakai di Solo. dan Selama ini tidak ada masalah apapun," pungkasnya.