Mobilitas Warga Tinggi, Kasus Covid-19 di Sumsel Alami Kenaikan Usai Lebaran
Angka kasus Covid-19 di Sumatera Selatan usai Idul Fitri 1442 Hijriah mengalami kenaikan. Mobilitas masyarakat yang tinggi menjadi pemicu utamanya.
Angka kasus Covid-19 di Sumatera Selatan usai Idul Fitri 1442 Hijriah mengalami kenaikan. Mobilitas masyarakat yang tinggi menjadi pemicu utamanya.
Ahli Epidemiologi Universitas Sriwijaya Palembang Iche Andriyany Liberty mengungkapkan, penambahan pasien corona baru signifikan selama dua hari terakhir. Bahkan, angka hariannya jauh melebihi kasus tambahan seusai lebaran tahun lalu yang kini mencapai 204 kasus.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
"Cenderung mengalami peningkatan kasus sesuai lebaran dan di atas tahun kemarin," ungkap Iche, Senin (24/5).
Angka positivity rate sebelum lebaran tepatnya pada 2 Mei 2021 mencapai 31,17 persen dan meningkat setelah tanggal 23 Mei menjadi 31,79 persen. Sedangkan untuk kasus kematian terus mengalami lonjakan mencapai 5,07 persen dari sebelumnya 4,94 persen.
Sama halnya dengan kasus sembuh mencapai 90,08 persen pada 23 Mei 2021 atau naik dibanding 11 Mei 2021 di angka 88,14 persen dan orang tanpa gejala juga meningkat dengan persentase 69,36 persen.
"Kasus kematian meningkat seiring penambahan kasus sembuh dan kasus baru," ujarnya.
Menurut dia, lonjakan kasus tersebut tak lain karena mobilitas masyarakat yang tinggi selama libur lebaran. Karena itu, pemerintah harus mengatasinya dengan cara memasifkan tracing, testing, dan treatment, agar bisa mencegah lonjakan kasus.
"Kontak erat yang positif harus segera diawasi, tracing harus dimasifkan agar kasus Covid-19 bisa ditekan. Bahayanya jika ada kasus yang tidak terlaporkan," kata dia.
Sangat berbahaya lagi setelah adanya Covid-19 varian B117 asal Inggris dan B1617 asal India di Sumsel. Bisa saja telah menyebar karena penularannya lebih cepat dari virus awal.
"Semuanya harus mencegahnya, terpenting masyarakat yang mesti menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Itu cara agar tidak terjadi penularan," pungkasnya.
(mdk/bal)